Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN Pahala N Mansury ingin penyaluran kredit perumahan lewat Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) akan mulai bergulir di tahun 2021.
"Harapan kita di tahun 2021 nanti, penyaluran kredit KPR yang disalurkan ke BP Tapera juga diharapkan mulai bergulir," kata Pahala di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (10/12).
Advertisement
Semula, BP Tapera direncanakan akan mulai menyalurkan kredit perumahan mulai tahun ini. Namun, lantaran menunggu regulasi dari beberapa kementerian, penyaluran kredit pun jadi terhambat.
"Seharusnya tahun 2020, tetapi memang ada beberapa peraturan menteri yang menunggu penerbitan tersebut," kata dia.
Pahala pun menyebut pihaknya terus berkoordinasi dengan BP Tapera dengan mengadakan sejumlah pertemuan. Namun di enggan membeberkan hasil dari rapat-rapat tersebut.
Dia hanya menegaskan program pembiayaan perumahan untuk BP Tapera tersebut bisa dieksekusi mulai tahun depan.
"Harapannya tahun 2021 ini program penandatanganan dana ini buat BP Tapera ini bisa terlaksana 2021," kata dia mengakhiri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Blak-blakan Dirut BTN Jaga Kinerja Perusahaan Tetap Moncer di Tengah Pandemi
Pandemi Covid-19 telah memukul banyak sektor usaha, tak terkecuali perbankan. Hal ini menjadi tantangan bagi para bankir untuk memutar otak dan mengatur strategi melaju di tengah krisis namun disisi lain tetap mempertahankan kualitas asetnya untuk tetap baik.
Dihadapkan dengan tantangan tersebut, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury mengungkapkan sejumlah faktor yang membuat kinerja Bank yang dipimpinnya pada kuartal III/2020 dapat membukukan pertumbuhan laba sebesar 39,72 persen dibandingkan periode yang sama di tengah risiko yang dihadapi sektor perbankan saat pandemi terjadi.
“Salah satu faktor yang membuat pertumbuhan bisnis Bank BTN tetap baik adalah karena sektor perumahan yang menjadi core business Bank BTN, merupakan sektor yang bangkitnya cukup baik, terutama karena perumahan merupakan kebutuhan dasar karena di Indonesia, rasio sektor perumahan dari PDB nasional hanya sebesar 3 persen sehingga masih menjadi kebutuhan dasar masyarakat,” kata Pahala, Senin (7/12/2020).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tercatat dii tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang terkontraksi di Triwulan III/2020 (yaitu -5,32 persen yoy), sektor Real Estate masih dapat tumbuh +2,3 persen yoy.
Menurut Pahala, artinya, sektor perumahan masih mampu menjadi penggerak perekonomian nasional di tengah efek pandemi COVID-19. Di samping itu, Bank BTN sebagai penyedia jasa keuangan merupakan sektor yang tergolong moderat kemungkinan pemulihannya sehingga memerlukan waktu antara 1 hingga 2 tahun.
“Bank BTN cukup beruntung, karena kita fokus pada perumahan. Memang ada fase dimana terjadi penurunan penyaluran kredit pada bulan April namun sudah mengalami recovery signifikan pada beberapa bulan terakhir,” kata Pahala.
Advertisement