Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak melonjak ke atas level USD 50 per barel pada penuupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Harga minyak menetap di atas USD 50 per barel untuk pertama kalinya sejak Maret 2020. Lonjakan harga minyak terjadi karena harapan pemulihan permintaan yang lebih cepat sebagai dampak rilisnya beberapa vaksin Covid-19.
Optimisme pemulihan ekonomi dunia ini mengimbangi besarnya persediaan minyak mentah AS yang menunjukkan masih ada banyak pasokan yang tersedia.
Advertisement
Inggris telah memulai proses vaksinasi Covid-19 pada minggu ini dan akan disusul kemudian Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini. Kanada juga telah menyetujui vaksin pertama dan suntikan pertama akan dimulai minggu depan.
Mengutip CNBC, Jumat (11/12/2020). harga minyak mentah Brent naik USD 1,39 atau 2,84 persen menjadi USD 50,25 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik 1,26 atau 2,8 persen menjadi USD 46,78 per barel.
Kenaikan harga minyak ini mengingkari laporan mingguan terbaru tentang persediaan minyak AS menunjukkan kenaikan besar-besaran. Stok minyak mentah AS mencapai 15,2 juta barel.
"Kumpulan data terbaru telah melebihi ekspektasi bearish," kata analis PVM, Tamas Varga.
"Sebagian besar yakin bahwa akan ada dampak ekonomi positif yang besar dari peluncuran vaksin. Ini benar-benar luar biasa." tambah dia.
Kenaikan harga minyak juga didukung oleh kekhawatiran atas serangan di ladang minyak Irak. Dua sumur di sebuah lapangan kecil diledakkan pada Rabu. Namun produksi keseluruhan dari lapangan tidak terpengaruh.
"Pedagang juga gelisah tentang pasokan minyak," kata Naeem Aslam dari Avatrade, merujuk pada serangan Irak.
Saksikan video pilihan berikut ini:
OPEC
Harga minyak telah pulih dari posisi terendah sepanjang sejarah yang dicetak pada bulan April ketika pandemi menghantam permintaan. Kenaikan harga minyak dibantu oleh kesepakatan pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+.
OPEC+ selanjutnya akan mengurangi pembatasan pasokannya pada Januari dengan menambahkan 500 ribu barel per hari meskipun pelonggaran tersebut lebih bertahap dari yang telah disepakati sebelumnya.
Advertisement