Vaksin COVID-19 Pfizer Dapat Rekomendasi Lolos BPOM AS

Vaksin COVID-19 buatan Pfizer mendapat rekomendasi agar lolos uji BPOM AS.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Des 2020, 07:19 WIB
Seorang pria berjalan di Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 18 November 2020. Angka kematian akibat COVID-19 di AS melampaui 250.000 kasus pada Rabu (18/11), menurut lembaga Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Wang Ying)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Panel penasihat pemerintah di AS mendukung penggunaan vaksin COVID-19 buatan Pfizer secara luas. Vaksinasi bisa dimulai dalam beberapa hari, tergantung kapan BPOM AS menyetujui rekomendasi.

Rekomendasi berasal dari hasil voting penasihat pemerintah dengan hasil 17-4. Disimpulkan bahwa vaksin buatan Pfizer dan BioNTech tampak aman dan efektif untuk penggunaan orang dewasa dan remaja.

AP News melaporkan, Jumat (11/12/2020), bahwa potensi benefit dari vaksin ini melebihi risikonya. Pfizer berkata memiliki sekitar 25 juta dosis untuk AS pada akhir Desember.

Pemerintahan Presiden Donald Trump telah memesan 100 juta dosis vaksin Pfizer.

Dosis awal akan diberikan kepada petugas medis dan penghuni nursing home. Selanjutnya, vaksin diberikan kepada kelompok rentan.

"Ada cahaya di akhir terowongan panjang pandemi ini," ujar Dr. Sally Goza, presiden American Academy of Pediatrics.

Vaksin COVID-19 ini diprediksi kemungkinan baru tersedia untuk kalangan umum pada musim semi 2021.


Bagaimana Vaksin Moderna dan AstraZeneca?

Layar menunjukkan ucapan terima kasih terhadap petugas kesehatan terlihat di Times Square, New York, AS, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins hingga 29 April 2020 WIB, jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Pekan depan, BPOM AS akan meninjau vaksin Moderna dan National Institutes of Health. Vaksin Moderna sejauh ini dinilai sama ampuhnya dengan buatan Pfizer.

Kandidat vaksin lain dari Johnson & Johnson juga sedang dalam proses. Vaksin dari Johnson & Johnson hanya butuh satu dosis, sementara Pfizer butuh dua dosis untuk satu orang.

Setelah Johnson & Johnson, vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford akan diperiksa.

Pakar kesehatan AS sengaja mencari vaksin yang beraneka ragam untuk mengalahkan pandemi COVID-19.


Inggris Sudah Pakai Vaksin Pfizer

Margaret Keenan, 90 tahun, pasien pertama di Inggris yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19, diberikan oleh perawat May Parsons di University Hospital, Coventry, Inggris, 8 Des 2020. (Jacob King / Pool via AP)

Inggris menjadi pertama di dunia yang gelar vaksinasi massal dari vaksin COVID-19. Mereka menggunakan vaksin buatan Pfizer pada Selasa, 11 Desember 2020.

"Hari ini adalah langkah maju yang besar dalam perjuangan kita melawan virus corona. Memiliki vaksin yang efektif adalah cara terbaik untuk melindungi mereka yang paling rentan, menyelamatkan puluhan ribu nyawa," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, dalam keterangan resmi, Rabu 9 Desember 2020. 

Vaksin Pfizer bisa langsung dipakai di Inggris meski baru sampai pekan lalu. Inggris mampu menjadi negara pertama yang menggelar vaksin berkat otoritas kesehatan yang bekerja ketat dan efisien, sehingga vaksin Pfizer bisa langsung digunakan. 

Vaksin diperiksa oleh Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) di Inggris. 

"Tidak ada tahapan dalam proses pengembangan vaksin yang tidak dilewati dan CEO MHRA telah menjelaskan bahwa sama sekali tidak ada jalur alternatif yang diambil dalam menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech. Semua harus melewati proses yang sudah ditetapkan," jelas Dubes Inggris.


Infografis COVID-19:

Infografis 7 Gejala Anda Terjangkit Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya