Liputan6.com, Beirut - Investigasi ledakan Beirut pada Agustus 2020 masih berlanjut. Mantan Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, kini turut diperiksa atas dugaan kelalaian.
Seperti diketahui, ledakan Beirut terjadi akibat ledakan amonium nitrat dalam jumlah besar. Senyawa kimia itu disimpan di gudang pelabuhan selama enam tahun.
Baca Juga
Advertisement
Hassan Diab mundur dari jabatan perdana menteri usai ledakan terjadi. Namun, ia masih menjabat sebagai pelaksana tugas PM.
Deutsche Welle melaporkan, Jumat (11/12/2020), jaksa yang menginvestigasi ledakan Beirut turut melayangkan pemeriksaan kepada Hassan Diab serta tiga menteri menteri.
Mereka adalah mantan menteri keuangan Hassan Khalil, serta dua mantan Menteri Pekerjaan Umum: Ghazi Zeiter dan Youssef Fenianos.
Mereka berempat dituduh atas kecerobohan dan kelalaian yang menyebabkan kematian lebih dari 200 orang dan melukai 6.000 orang akibat ledakan Beirut.