Jubir Wiku Sebut Ilustrasi Swiss Cheese Model untuk Akhiri Pandemi COVID-19, Apa Itu?

Jubir Wiku memakai ilustrasi Swiss Cheese Model untuk mengakhiri pandemi COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 11 Des 2020, 14:00 WIB
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito sampaikan setiap daerah harus mengevaluasi kemampuan testing dilihat dari laboratorium yang ada saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (19/11/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menggunakan ilustrasi Swiss Cheese Model sebagai upaya mengakhiri pandemi COVID-19. Dalam hal ini, kehadiran vaksin Corona bukan menjadi satu-satunya kunci mengakhiri pandemi, melainkan didukung sejumlah upaya lain.

Upaya pengendalian Corona COVID-19 dengan kepatuhan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun) dan 3T, yakni testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), serta treatment (perawatan) harus turut dijalankan.

"Pada ilustrasi (Swiss Cheese Model), kita bisa lihat bersama bahwa layaknya jajaran lapisan keju yang berlubang. Maka, satu sama lain lapisan saling menutupi lubang pada lapisan keju di depan maupun di belakangnya," ungkap Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/12/2020).

"Bisa dilihat bahwa kita perlu ingat, satu upaya pengendalian COVID-19 saja tidak akan cukup efektif jika tidak disertai upaya lainnya yang menutup kekurangan masing-masing dan saling melengkapi. Misalnya, penerapan protokol kesehatan 3M yang hanya mengindahkan satu aspek saja ataupun upaya 3T saja."

Jika hanya mengupayakan satu aspek saja, akan menghasilkan pengendalian dan penanganan COVID-19 yang kurang efektif. Oleh karena itu, perlu kerjasama masyarakat untuk bersungguh-sungguh mengendalikan COVID-19.

"Langkah vaksinasi di tingkat nasional harus tetap diikuti kedisiplinan kita menjalankan kesehatan pada setiap kegiatan. Ingat, vaksinasi akan berjalan efektif apabila kita secara disiplin menjalankan protokol kesehatan," pesan Wiku.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Swiss Cheese Model Pandemi COVID-19 Diperkenalkan Virolog

Suasana di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Rabu (28/10/2020). Mengantisipasi lonjakan penumpang saat cuti bersama dan Sumpah Pemuda, PT KCI mengajak pengguna KRL bersatu dan bangkit melawan COVID-19 dengan menerapkan 3M. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Swiss Cheese Model sudah ada sejak lama. Pertama kali dibuat pada 1990 oleh James Reason dari Manchester University, Inggris. Seiring berjalannya waktu, adaptasi pemodelan makin meluas.

Khusus Swiss Cheese Model dalam pandemi COVID-19 yang disampaikan Wiku rupanya diperkenalkan oleh virolog Ian M. Mackay dari University of Queensland, Brisbane, Australia. Ia mengunggah pemodelan tersebut di akun Twitter pribadinya pada 15 Oktober 2020.

Pemodelan Mackay berjudul, The Swiss Cheese Respiratory Virus Pandemic Defence: Recognising that no single intervention is perfect at preventing spread (Pertahanan Pandemi Virus Pernafasan Keju Swiss: Tidak ada intervensi tunggal yang sempurna untuk mencegah penyebaran).

“Pendekatan berlapis-lapis (ala keju Swiss) untuk mengurangi risiko digunakan di banyak industri, terutama di mana kegagalan dapat menjadi bencana besar,” kata Mackay.

"Kematian adalah bencana bagi keluarga, dan untuk orang yang dicintai. Jadi, saya pikir pendekatan Profesor Reason sangat cocok dalam sirkulasi virus pernapasan baru--virus Corona COVID-19--yang terkadang tersembunyi, parah, dan mematikan."

Mengutip The New York Times, Mackay menyebut, pendekatan Swiss Cheese James Reason untuk memperhitungkan falibilitas manusia. Bahwa ini bukan tentang satu lapisan perlindungan atau urutannya, tetapi tentang keberhasilan aditif dalam menggunakan beberapa lapisan ibarat irisan keju.

Setiap irisan keju Swiss memiliki lubang atau kegagalan. Lubang tersebut dapat berubah jumlah dan ukuran serta lokasinya, bergantung pada bagaimana kita berperilaku menanggapi setiap intervensi.


Gambaran Lapisan Swiss Cheese terhadap Protokol Kesehatan

Calon penumpang mengenakan masker di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Rabu (28/10/2020). Mengantisipasi lonjakan penumpang saat cuti bersama dan Sumpah Pemuda, PT KCI mengajak pengguna KRL bersatu dan bangkit melawan COVID-19 dengan menerapkan 3M. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ada 10 lapisan yang dikombinasikan sebagai pertahanan terhadap pandemi virus Corona COVID-19 dari pemodelan Swiss Cheese Mackay. Kesepuluh lapisan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab yang terbagi-bagi.

Lapisan pertama terdiri atas:

1. Tinggal di rumah jika sakit

2. Penggunaan masker

3. Higienitas tangan dan tata cara atau adab batuk

4. Hindari menyentuh wajah

Lapisan kedua, antara lain:

1. Tes dan penelusuran yang cepat dan sensitif

2. Ventilasi, outdoor, filtrasi udara

3. Komunikasi pemerintah dan dukungan finansial

4. Karantina dan isolasi

5. Vaksin

Salah satu contoh lapisan dari model Swiss Cheese, masker apa pun akan mengurangi risiko Anda secara tidak sengaja menginfeksi orang-orang di sekitar atau Anda akan menghirup cukup banyak virus untuk terinfeksi.

"Tetapi akan kurang efektif melindungi Anda dan orang lain jika tidak pas. Dalam hal ini, jika Anda memakainya di bawah hidung, (bahan) hanya (terbuat) sepotong kain, jika kain longgar, memiliki katup tanpa filter," jelas Mackay.

"Bahkan jika Anda tidak membuangnya dengan benar maupun tidak mencucinya. Jika Anda tidak membersihkan tangan setelah Anda menyentuhnya. Masing-masing adalah contoh lubang. Dan itu hanya dalam satu lapisan."


Tanggung Jawab Jaga Kesehatan dan Patuhi Protokol 3M

Petugas mensosialisasikan protokol kesehatan kepada penumpang di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Rabu (28/10/2020). Mengantisipasi lonjakan penumpang saat cuti bersama dan Sumpah Pemuda, PT KCI mengajak pengguna KRL bersatu dan bangkit melawan COVID-19 dengan menerapkan 3M. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dari pemodelan Swiss Cheese, Mackay menekankan, setiap individu perlu bertanggungjawab menjaga kesehatan dan kesadaran menjalankan protokol 3M. Jika masih enggan mengunakan masker, pikirkan tentang lingkungan kita.

"Tetapi kita juga dapat mengharapkan kebijakan untuk menciptakan keadaan agar kita aman. Seperti peraturan tentang pertukaran udara di dalam ruang publik, menciptakan tempat karantina dan isolasi, membatasi perjalanan," tegasnya.

"Kemudian mendorong kita untuk terus mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan mental atau dukungan finansial bagi mereka yang menderita atau tidak dapat membayar layanan kesehatan akibat karantina wilayah."

Agar makna pemodelan Swiss Cheese terhadap tanggung jawab protokol kesehatan melekat, Mackay mengungkapkan, butuh banyak pekerjaan ekstra. Terlebih lagi menerapkan kebiasaan baru.

"Mungkin perlu beberapa waktu memahami, tetapi itu bermanfaat. Dengan bekerja sama untuk mengurangi risiko infeksi, kita dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kesehatan," tutupnya.


Infografis Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen

Infografis Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya