Liputan6.com, Jakarta - Kendaraan ramah lingkungan seperti mobil listrik, dipercaya akan semakin berkembang pesat di pasar Tanah Air. Selain memberikan efisiensi bahan bakar serta menghasilkan polusi yang lebih kecil, roda empat dengan penggerak motor listrik ini juga menawarkan sensasi berkendara yang berbeda dibanding versi konvensional.
Sensasi tersebut, adalah torsi yang instan dan tersedia sejak putaran mesin (rpm) nol.
Baca Juga
Advertisement
Pada mesin pembakaran internal, hal ini tidak bisa dicapai karena torsi maksimal dihasilkan dari gerakan piston yang memberikan gaya vertikal maksimal, mendorong setang piston dengan kuat dan menghasilkan torsi.
Dengan demikian, torsi maksimal hanya bisa dirasakan pada putaran mesin tertentu dan tidak dihasilkan dengan instan.
Melansir laman resmi Hyundai Indonesia, di mobil listrik tidak ada gerakan vertikal mesin karena tanpa sistem pembakaran internal tapi sebuah motor listrik.
Secara sederhana, motor listrik bekerja berkat voltase yang dikirimkan kepada unit tersebut. Ketika pedal gas diinjak, maka motor listrik akan menerima seluruh voltase dari baterai dan langsung melaju dengan kekuatan maksimal.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Voltase Menurun
Namun, voltase akan menurun ketika kecepatan semakin tinggi. Karena itu, motor listrik akan kehilangan tenaganya secara perlahan pada putaran tinggi. Namun, tenaga yang ada sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Melemah pada putaran atas pun bukan berarti tidak bisa dipacu. Motor listrik seperti pada Kona Electric dan Ioniq bisa dengan mudah berjalan santai pada kecepatan 100 km/jam dengan senyap dan nyaman.
Karena sifat torsinya tersebut lah, mobil listrik memiliki sensasi berkendara yang berbeda dibandingkan dengan mobil pembakaran internal.
Advertisement