Liputan6.com, Jakarta Dimethyl Ether atau DME merupakan produk hilirisasi batu bara yang dapat mensubstitusi LPG yang saat ini masih dipakai untuk rumah tangga. Tim Kajian Hilirisasi Batu Bara Badan Litbang Kementerian ESDM mencatatkan bahwa proyek DME secara keekonomian layak dijalankan.
Untuk mendukung proyek DME dilaksanakan, kebijakan yang perlu pemerintah siapkan antara lain adalah kebijakan Harga Jual khusus Batubara, Harga Jual DME, dan Skema Subsidi DME.
Advertisement
Meskipun sudah ramai gaungnya, namun belum banyak yang tahu bahwa proyek DME dapat memperhitungkan aspek finansial dan memberikan nilai tambah yang lebih luas terhadap negara.
"Selain keekonomian proyek, setidaknya terdapat 6 poin dampak ekonomi dari hilirisasi batu bara dengan kapasitas produksi sekitar 1,4 juta ton DME. Benefit ini mungkin belum banyak diketahui publik," ungkap Plt. Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana di Jakarta, Minggu (6/12).
1. DME meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan impor LPG. Dengan penggunaan DME, akan menekan impor LPG hingga 1 juta ton LPG per tahun, dengan kapasitas produksi DME 1,4 juta ton per tahun.
2. Menghemat cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun dan menghemat Neraca Perdagangan hingga Rp 5,5 triliun per tahun.
3. Menambah investasi asing yang masuk ke Indonesia sebesar USD2,1 miliar (sekitar Rp30 triliun).
4. Pemanfaatan sumberdaya batu bara kalori rendah sebesar 180 juta ton selama 30 tahun umur pabrik.
5. Adanya multiplier effect berupa manfaat langsung yang didapat pemerintah hingga Rp 800 miliar per tahun
6. Pemberdayaan industri nasional yang melibatkan tenaga lokal dengan penyerapan jumlah tenaga kerja sekitar 10.570 orang pada tahap konstruksi dan 7.976 orang pada tahapan operasi.
Hal ini sekaligus membantah kajian lembaga think tank yang menyebutkan bahwa kerugian tahunan proyek DME Indonesia mencapai USD377 juta. Tim kajian hilirisasi batu bara, melakukan analisis dan konfirmasi terhadap kajian lembaga think tank tersebut dengan Feasibility Study (FS) PT Bukit Asam (PTBA) yang mencatatkan bahwa secara keekonomian proyek DME menghasilkan Net Present value (NPV) sebesar USD350 juta dan Internal Rate of Return (IRR) sekitar 11%. Sehingga proyek ekonomis dan tidak mengalami kerugian. (KO).
(*)