BMKG: Bangunan Tahan Gempa Jadi Kunci Keselamatan

Daryono mengatakan, data kerusakan tersebut patut dicermati mengingat wilayah kerusakan mirip yang terjadi pada saat gempa Kuningan-Brebes pada 13 Juli 2013.

oleh Rinaldo diperbarui 12 Des 2020, 07:26 WIB
Penduduk desa memeriksa rumah mereka yang rusak setelah gempa magnitudo 5,1 di Sukabumi, Jawa Barat (10/3/2020). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. (AFP/Handout/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan magnitudo 4,2 pada Jumat (11/12/2020) pukul 5.51 WIB yang terjadi di Brebes, Kuningan dan Cirebon memicu kerusakan bangunan. Karena itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa bangunan tahan gempa menjadi kunci keselamatan saat terjadi bencana tersebut.

"Pelajaran terpenting yang dapat kita ambil, bahwa bangunan tahan gempa adalah kunci keselamatan yang paling utama dalam menghadapi gempa bumi sehingga cepat atau lambat kita harus merealisasikannya jika ingin selamat dari gempa," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Jumat (11/12/2020).

Laporan dari masyarakat menunjukkan guncangan paling kuat akibat gempa tersebut dirasakan di Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan yang mencapai IV MMI. Sehingga wajar jika kerusakan bangunan rumah paling banyak terjadi di wilayah Cibingbin.

Laporan dampak gempa dari BPBD Kuningan menunjukkan bahwa tidak ada korban jiwa akibat gempa. Namun demikian, ada kerugian material di Desa Cipondok, Kecamatan Cibingbin sebanyak empat unit rumah rusak sedang, 19 unit rumah mengalami rusak ringan, dan dua unit fasilitas umum yaitu puskesmas terpadu dan gedung posyandu mengalami rusak ringan.

"Jika kita mengamati seluruh foto bangunan rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa Kuningan-Brebes, menunjukkan bahwa memang struktur bangunan yang rusak kualitasnya rendah dan tidak mencerminkan bangunan tahan gempa," kata Daryono seperti dikutip Antara.

Daryono mengatakan, data kerusakan tersebut patut dicermati mengingat wilayah kerusakan mirip yang terjadi pada saat gempa Kuningan-Brebes pada 13 Juli 2013.

Saat itu wilayah Brebes dan Kuningan juga diguncang gempa berkekuatan 4,7. Guncangan dirasakan di Brebes dalam skala intensitas III MMI, Sedangkan di Kecamatan Cibingbing dan Kecamatan Bantarkawung, Kuningan, intensitasnya mencapai IV MMI.

Dampak gempa saat itu tercatat, dua rumah rusak berat di Dukuh Sindangsari dan Kastori, sedangkan tujuh rumah rusak ringan di Dukuh Pasir Salem. Pusat gempa saat itu diperkirakan berada di perbatasan antara Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Aktivitas Sesar Brebes

BMKG menegaskan, gempa yang terjadi Jumat pagi tersebut disebabkan akibat aktivitas Sesar Brebes. Meski kekuatannya kecil di bawah magnitudo 5,0, jika kedalamannya sangat dangkal dapat menimbulkan kerusakan, apalagi didukung kualitas bangunan dengan mutu rendah serta tidak mengacu aturan bangunan tahan gempa.

Wilayah Brebes, Kuningan, dan Cirebon merupakan kawasan tektonik aktif dan kompleks, karena di wilayah tersebut terdapat beberapa struktur sesar aktif, seperti Sesar Brebes, Sesar Cirebon, Sesar Ciremai, dan Sesar OO-Brebes Fault yang semuanya patut diwaspadai.

Catatan BMKG menunjukkan beberapa aktivitas gempa kecil dengan kekuatan di bawah 5,0 berkedalaman dangkal ternyata dapat menimbulkan kerusakan, seperti Gempa Madiun kekuatan 4,2 pada 25 Juni 2015, Gempa Pangalengan kekuatan 4,2 pada 6 November 2016.

Kemudian Gempa Garut kekuatan 3,7 pada 18 Juli 2017, Gempa Banjarnegara kekuatan 4,4 18 April 2018, Gempa Lebak kekuatan 4,4 pada 7 Juli 2018 dan Gempa Kuningan kekuatan 4,2 pada 11 Desember 2020.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya