Liputan6.com, Jakarta - Ada tradisi unik yang setiap tahun dilakukan oleh warga wilayah selatan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ketika musim hujan tiba.
Warga memiliki tradisi berburu ulat jati atau biasa juga disebut dengan ‘enthung’ jati ketika memasuki musim hujan. Enthung jati bisa dikatakan menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar maupun setempat.
Advertisement
Pemandangan seperti ini hanya dapat dijumpai di seluruh hutan wilayah selatan Kabupaten Bojonegoro. Hampir setiap hari, warga beramai-ramai berdatangan masuk ke hutan untuk mencari kepompong ulat jati atau biasa disebut enthung. Demikian seperti dilansir dari Liputan6, 7 Desember 2020.
Seperti yang dilakukan salah satu warga Desa Dander bernama Sulasmi. Ia mengaku datang bersama anak dan juga tetangganya ke hutan Nglambangan Bojonegoro hingga ke Desa Trenggulunan, Kecamatan Ngasem, hanya untuk mencari enthung jati.
Berbekal toples atau daun jati yang dicontong, warga memulai perburuan enthung jati. Enthung jati dapat ditemukan dengan mudah ditumpukan daun jati yang sudah mengering dan membusuk.
Salah satu warga bernama Siti menjelaskan cara mencari enthung jati. Ia mengatakan hanya perlu membolak-balikkan daun jati yang sudah jatuh di atas tanah.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Dikonsumsi dan Dijual
Baik kepompong maupun enthung jati hasil buruan warga tidak hanya untuk dikonsumsi saja, tetapi juga bisa dijual.
Enthung jati juga biasa dijual dengan harga Rp 12.000 per cangkirnya. Enthung jati biasa dimasak dengan cara ditumis dengan dicampur daun kedondong. Selain mengisi waktu luang, berburu enthung jati di hutan juga bisa membantu mendongkrak ekonomi keluarga.
Advertisement