Liputan6.com, Jakarta Di masa pandemi COVID-19 kesehatan menjadi hal utama yang perlu dijaga, tak hanya kesehatan fisik, kesehatan jiwa pun memerlukan perhatian khusus.
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa DKI Jakarta, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, gangguan kesehatan jiwa rentan terjadi pada pelajar. Hal ini berkaitan dengan adanya disrupsi atau gangguan dalam kegiatan belajar mengajar selama pandemi.
Advertisement
Gangguan tersebut dapat berupa keterbatasan fasilitas seperti gawai dan jaringan, sulitnya sosialisasi dengan teman sekelas, dan materi yang tidak tersampaikan secara maksimal.
Akibatnya, pelajar dapat mengalami penurunan motivasi belajar, peningkatan tekanan akibat belajar secara independent, meninggalkan rutinitas sehari-hari, dan konsekuensi peningkatan angka drop out (DO) bagi mahasiswa.
“Pandemi COVID-19 telah memberikan beban kesehatan mental yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pelajar,” ujar Nova dalam webinar MA Citra Cendekia, Sabtu (12/12/2020).
Simak Video Berikut Ini:
Menurut Survei
Nova juga menyajikan survei yang dilakukan badan ahli kesehatan jiwa anak dan remaja asal Inggris, YoungMinds, yang menemukan bahwa 83 persen responden muda mengatakan pandemi COVID-19 memperburuk kondisi kesehatan jiwa mereka.
Faktor-faktor utama peningkat gangguan kesehatan jiwa remaja adalah penutupan sekolah, kehilangan rutinitas, dan koneksi sosial terbatas.
“Sepertinya banyak yang berpikir bahwa sehat itu hanya ketika tidak ada penyakit secara fisik, padahal menurut WHO, sehat itu tidak hanya secara fisik tapi juga mental dan sosial.”
Sedang, menurut Undang-Undang Kesehatan Jiwa, seseorang dikatakan sehat jiwa jika dapat berkebang secara fisik, mental, sosial, dan spiritual sehingga individu tersebut menyadari kemampuan dirinya salah satunya dalam menghadapi tekanan seperti di masa COVID-19.
Jika remaja memiliki kesulitan dalam menghadapi tekanan-tekanan atau perubahan yang disebabkan COVID-19 maka remaja tersebut memiliki masalah kesehatan jiwa.
Orangtua, guru, lingkungan sekitar, bahkan siswa itu sendiri perlu memiliki kesadaran terhadap kesehatan jiwa agar bisa ditangani dengan cepat dan tepat.
Caranya, dengan melakukan upaya promotif dengan rangkaian kegiatan penyelenggaraan layanan kesehatan yang bersifat promosi tentang edukasi kesehatan jiwa.
Advertisement