Vaksin Covid-19 Impor Masuk Daftar WHO, Erick Thohir Minta Tak Ada Polemik

Semua jenis vaksin yang dipilih pemerintah saat ini telah mendapatkan penilaian baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2020, 15:30 WIB
Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Raker membahas efektivitas pengorganisasian dan penganggaran dalam penanganan COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPCPEN) sekaligus Menteri BUMN, Erick Thohir meminta masyarakat untuk menghentikan polemik terkait negara asal vaksin Covid-19.

Sebab, semua jenis vaksin yang dipilih pemerintah saat ini telah mendapatkan penilaian baik. Hal ini karena telah terdaftar resmi di data WHO dan telah melewati uji klinis.

"Jadi, jangan terjebak ini vaksin China, vaksin Amerika, dan sebagainya. Semua vaksin yang sudah masuk ke dalam data WHO dan juga sudah melalui uji klinis semua vaksin sudah dinilai baik. Jadi jangan terjebak dalam arti apa-apa," tuturnya dalam webinar bertajuk "Kerja Bareng Untuk Negeri", Sabtu (12/12).

Erick menjelaskan, sesuai dengan Perpres 99 Tahun 2020 jelas domain tertinggi vaksinasi ada di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Alhasil Kemenkes sudah memutuskan jenis-jenis vaksin yang bisa diadakan untuk tahap awal dengan pertimbangan telah diakui WHO dan lolos uji klinis.

"Karena itu Kemenkes memutuskan jenis-jenis vaksin yang bisa diadakan, yaitu Moderna, Sinovac, Sinopharm, Astra Zeneca, dan vaksin Merah Putih," imbuh dia.

Pun, sambung Erick, pemilihan jenis vaksin Covid-19 haruslah dibarengi dengan keyakinan bahwa vaksin dapat menekan angka penularan dan jumlah kematian akibat paparan virus mematikan asal China itu. "Momentum inilah yang kita ingin tunggangi," jelas dia.

Oleh karena itu, dia berharap pengadaan vaksin ini akan mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional. Sehingga target ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif sebesar 5 persen pada 2021 dapat dicapai.

"Target pertumbuhan ekonomi 5 persen pada 2021 juga sesuai berbagai lemabaga internasional, seperti ADB," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Luhut Sebut Presiden Jokowi Siap Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menko Polhukam Luhut Panjaitan (kedua kanan) saat berada di atas kapal perang KRI Imam Bonjol 383 di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (23/6). (Foto: Setpres)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memastikan Presiden Jokowi siap menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin Covid-19. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab keraguan publik atas keamanan vaksim tersebut.

"Ada yang bilang ini (vaksin Covid-19) nanti bisa sakit, Presidennya dulu disuntik. Kemarin, Pak Presiden (Jokowi) bilang nanti saya ramai-ramai saja disuntik dengan rakyat," tegasnya dalam webinar bertajuk "Kerja Bareng Untuk Negeri", Sabtu (12/12).

Bahkan, kata Luhut, Presiden Jokowi siap saja hari ini juga disuntik vaksin Covid-19. Namun, jika dilakukan dikhawatirkan akan kembali menimbulkan tudingan miring dan melanggar ketentuan yang ada.

"Kalau Presiden mau disuntik duluan hari ini juga bisa. Tapi Presiden kan nggak mau nanti dibilang mau presiden sendiri duluan atau melanggar aturan. Jadi, semua ingin secara tertib dibuat dalam aturan, itu saja," ujarnya.

Oleh karena itu, Luhut meminta masyarakat untuk tidak berburuk sangka terhadap pemerintah dalam upaya pengadaan vaksin asal impor. Menyusul adanya niat baik pemerintah untuk segera menghentikan penyebaran virus memastikan asal China itu.

"Jadi, jangan terus berburuk sangka kepada pemerintah. Presiden Jokowi ingin memberikan yang terbaik, semua kami rancang untuk rakyat Indonesia," ucap dia mengakhiri.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com 


Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China?

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya