Saksikan Video Ini
Siap Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Terbesar di Dunia, Luhut Diutus Jokowi 'Menghadap' Tesla?
Setelah mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja pada Oktober 2020, Presiden Jokowi langsung merencanakan tim tingkat tinggi untuk mempromosikan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law yang menyederhanakan peraturan berbisnis di Indonesia.
Rencananya minggu depan, seperti dikutip di laman Reuters, Jokowi akan mengirimkan tim besar ke Amerika dan Jepang. Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang memimpin tim, ditugaskan bertemu eksekutif pabrikan mobil listrik Amerika Serikat, Tesla.
Tujuannya, mengukuhkan Indonesia sebagai produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia.
"Ini sangat penting karena kita punya rencana besar untuk menjadikan Indonesia penghasil baterai litium terbesar dan kita punya (cadangan) nikel terbesar," sebut Jokowi.
Dalam wawancara terpisah, Luhut menjelaskan bahwa akan ada pertemuan dengan Bank Dunia dan pengelola dana AS, untuk membahas Omnibus Law dan proyek lingkungan Indonesia.
Nah, berkaitan dengan pertemuan dengan Tesla, Luhut enggan berkomentar. Dia hanya mengatakan bahwa ada peluang bagus bagi perusahaan yang ingin berinvestasi, dalam pengolahan nikel Indonesia, untuk tujuan pemangkasan biaya.
Untuk diketahui sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk pernah mengatakan bahwa dia berencana menawarkan kontrak raksasa dalam jangka waktu panjang selama nikel ditambang dengan cara yang efisien dan peduli terhadap lingkungan.
Luhut pun menegaskan, Indonesia bisa membuat rantai pasokan aki ramah lingkungan dalam tujuh hingga 8 tahun dengan menyalakan smelter dengan sumber energi terbarukan. Sehingga bisa menjual aki ramah lingkungan untuk mobil di pasar Eropa pada 2030.
Advertisement