Di Balik Klaim Sehat Air Minum Dalam Kemasan yang Menggoda

Sederet klaim sehat dari air minum dalam kemasan, benarkah di balik manfaatnya?

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Des 2020, 20:00 WIB
Sederet klaim sehat dari air minum kemasan, apa makna di baliknya? ilustrasi waktu yang tepat untuk minum air putih/unsplash

Liputan6.com, Jakarta Konsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menjadi kebutuhan tak terpisahkan sehari-hari, terlebih lagi bila penawaran suatu produk air minum menyebut sederet manfaat kesehatan. Dari air minum kemasan yang bisa meningkatkan performa tubuh, kandungan pH terbaik untuk tubuh hingga ada yang diklaim meningkatkan sirkulasi darah. Masyarakat pun dihadapkan pada pilihan keragaman jenis air minum dalam kemasan.

Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Diana Sunardi mengatakan, klaim manfaat kesehatan jenis air minum kemasan yang beredar patut dicermati masyarakat. Apakah manfaat kesehatan yang ditawarkan benar atau tidak.

Di sisi lain, konsumsi masyarakat terhadap air minum kemasan menggerakkan para pelaku berlomba-lomba memproduksi air minum terbaik.

“Konsumsi air minum di dunia ini sangat tinggi dan menjadikan suatu pangsa pasar besar yang menggoda produsen-produsen untuk bersaing memproduksi berbagai jenis air minum dalam kemasan. Tentunya, untuk menarik masyarakat,” kata Diana saat dialog virtual Healthy Hydration: Applied Science for Hydrogenic Environment, ditulis Senin (14/12/2020).

Di Indonesia, 80 persen masyarakat sudah mengonsumsi air minum--dalam hal ini air putih--dan 20 persen sisanya lebih memilih konsumsi minuman manis berupa susu dan produk turunannya. Jenis minuman manis yang dikonsumsi juga minuman panas, seperti teh atau kopi. Menurut Diana, kondisi ini harus menjadi perhatian serius.

“Ya, karena kan 20 persen dari total yang diminum adalah minuman manis. Kemungkinan besar  konsumsi gulanya cukup atau sangat tinggi. Intinya, konsumsi cairan atau air minum masih kurang, sehingga masih perlu bagi kita semua untuk mengajak masyarakat Indonesia menjaga hidrasinya,” tegas Diana.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Air Minum Dalam Kemasan yang Beredar di Indonesia

Ilustrasi air putih. Sumber foto: pexels.com/Tookapic.

Air minum dalam kemasan yang beredar di masyarakat ada yang alami dan langsung diambil dari sumbernya, tetapi ada juga yang melalui proses. Contohnya, yang sudah lama kita kenal adalah air mineral yang alamiah. Ada juga air yang dipurifikasi biasanya melalui proses, sehingga kandungan zat-zatnya baik bermanfaat bagi kesehatan, yang mineral atau zat yang berbahaya lain dibuang. Salah satu contohnya adalah air demineral.

Secara rinci, Diana memaparkan, saat ini di Indonesia beredar empat jenis air minum dalam kemasan. Yang paling utama adalah air mineral, air demineral, air oksigen, dan air alkali. Air mineral mengandung mineral dan tidak mengalami penambahan mineral lagi. Air demineral diproses dengan membuang kandungan-kandungan mineral. 

Air oksigen bahan dasarnya bisa air demineral atau air mineral, tetapi ditambahkan oksigen ke dalamnya. Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kategori Pangan 2016 tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) Air Minum, air alkali melalui suatu proses agar pH-nya bersifat basa alias pH tinggi (8,5 - 9,97)

Untuk kandungan pH, air alkali pH tinggi dan air mineral punya pH normal (6,0 - 8,5). Air demineral karena kandungan kandungan mineralnya dibuang semua, maka ada kecenderungan bersifat asam (5,0 - 7,5). Air oksigen punya pH tergantung dari bahan dasar air yang digunakan.

Jika air oksigen menggunakan bahan air mineral, maka kandungan pH berada dikisaran 6,0 - 8,5. Kalau menggunakan bahan air demineral, kandungan pH air oksigen dikisaran 5,0 - 7,5.

Dari segi kandungan mineral, air mineral mengandung mineral, air demineral tidak mengandung mineral, dan air oksigen tergantung dari bahan dasarnya. Air alkali yang melalui proses menambah pH atau meningkatkan PH biasanya juga menggunakan mineral, sehingga mengandung mineral. 

“Ada juga muncul istilah air fungsional. Jadi, para produsen menyatakan air fungsional dapat ditingkatkan kandungan sehingga memberikan manfaat lebih, yakni meningkatkan kesehatan. Peningkatan kandungannya ini dapat dilakukan secara kimiawi ya. Misalnya, menambahkan oksigen, hidrogen atau meningkatkan pH-nya. Tetapi ada juga yang hanya ditambahkan kandungan ekstrak dari buah-buahan tertentu,” papar Diana.


Air Demineral dan Air Oksigen

Air minum. (Foto: pixabay.com)

Dari empat jenis air minum dalam kemasan yang beredar di Indonesia, air demineral disebut-sebut dapat meningkatkan imunitas serta baik untuk kesehatan mental dan ginjal. Air minum ini menjadi lebih ringan karena tidak mengandung mineral sama sekali. Proses pemurnian dengan cara destilasi (pemisahan zat kimia/penyulingan), reverse osmosis (penyaringan) atau deionisasi (pemurnian air) membuat mineral hilang. 

 

“Lalu pertanyaannya, bagaimanakah fakta secara ilmiah dari air demineral? Apakah benar-benar mempunyai manfaat untuk kesehatan? Dari penelitian terhadap kelompok yang mengonsumsi air demineral jangka panjang--dalam hal ini minum air reverse osmosis--ternyata terjadi defisiensi vitamin B12,” Diana menjelaskan.

“Diperkirakan hal ini akibat dari tidak adanya mineral yang dikonsumsi melalui air minum. Vitamin B12 dikaitkan dengan magnesium yang berperan dalam metabolisme. Penelitian lainnya, efek air demineral jangka panjang pada masyarakat terjadi densitas (kepadatan) tulang berkurang juga ditemui kasus osteopenia (kehilangan massa tulang) yang tinggi.”

 

Berdasarkan penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meminum dan mengonsumsi air demineral jangka panjang berkaitan dengan berbagai penyakit. Untuk air oksigen diklaim sebagai detoksifikasi juga meningkatkan performa fisik, sehingga orang merasa setelah mengonsumsi air oksigen, performa fisik akan lebih baik.

Selain itu, air oksigen juga bagus untuk sirkulasi darah dan jantung. Ini karena kandungan oksigennya lebih banyak dan proses yang dilakukan cukup sederhana, yaitu memasukkan oksigen menggunakan tekanan tinggi. Tak ayal, kandungan oksigen dalam air lebih tinggi. Dari hasil penelitian, air oksigen tidak ada perbedaan signifikan antara orang yang mengonsumsi air biasa dengan air oksigen.

“Jadi, tidak terbukti. Pun begitu terhadap perubahan pH darah. Pemberian air oksigen, menurut studi, kepada pelari terlatih. Ternyata konsumsi air oksigen tidak menghasilkan performa yang lebih baik,” terang Diana.


Air Alkali dan Air Mineral

Botol Air Mineral / Sumber: Pixabay

Air alkali seringkali disebut-sebut mampu menetralisir tubuh kita yang cenderung asam apabila sakit dan menekan kadar laktat dalam tubuh. Bahkan dikatakan mengontrol gula darah. Pembentukan air alkali  menggunakan mesin yang dikontrol pH, 8 9 atau 10.

 

Dari segi manfaat, penelitian yang dilakukan menunjukkan, tidak ada peran dari air alkali sama sekali dalam memperbaiki bakteri mikrobiota atau mengatur regulasi gula darah. Adapun air mineral untuk hidrasi mempunyai fungsi lanjutan yang berefek jangka pendek maupun jangka panjang.

Akan tetapi, air mineral sebagai sumber cairan bagi tubuh, yaitu memperbaiki mood kognitif juga penyakit penyakit non-communicable, termasuk penyakit ginjal, batu ginjal, infeksi saluran kemih, bahkan hipertensi. Pada intinya, kita minum yang cukup, tubuh terhidrasi dan terjaga kesehatan. 

 

Agar proses produksi air minum kemasan baik, bahan baku sumber air harus diambil dari ala. Kemudian dikemas dengan memerhatikan fisik mikrobiologi kimia dan radioaktif. 

Diana juga menjelaskan, air minum yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke saluran pencernaan. Setelah diserap baru beredar melalui pembuluh darah melalui saluran pencernaan. Apabila ada kandungan kandungan mineral di dalamnya, akan diserap oleh tubuh. 

“Oleh karena itu, seperti disampaikan WHO walaupun kandungan mineral di dalam air jumlahnya sedikit, itu akan menjadi bermakna bagi tubuh kita. Ya, itu tadi dengan hidrasi yang prosesnya diserap oleh saluran cerna. Kemudian akan terjadi filtrasi (penyaringan) dan reabsorpsi (penyerapan kembali zat yang masih digunakan tubuh),” tambah Diana.

“Akhirnya, baru keluar melalui urine. Penting untuk memerhatikan kualitas dari air yang kita minum. Untuk air oksigen, mengapa tidak berperan dalam performa fisik? Tentunya, kita tahu bahwa tubuh mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Jadi, kalau melalui saluran pencernaan, tidak ada penyerapan oksigen.”


Dua Sisi Kandungan Mineral dalam Air Kemasan

Botol Air Mineral / Sumber: Pixabay

Air alkali tidak terbukti berperan mengatur pH tubuh karena proses homeostasis--keseimbangan--tubuh sangat terjaga dengan baik,  berada di antara 7,35 sampai 7,45. Ada tiga sistem yang mengatur homeostasis dari pernapasan, sehingga regulasi pada ginjal selama kita sehat akan terjaga dengan baik.

Adapun istilah air fungsional, menurut Diana, hanya digunakan untuk pemasaran (marketing) saja. Tidak ada bukti yang cukup kuat saat ini untuk menyampaikan bahwa air memiliki fungsi lain bagi kesehatan, selain fungsi hidrasi dan menjaga kesehatan.

Berdasarkan systematic review yang dilakukan WHO, kandungan mineral yang jumlahnya sedikit dari air mineral atau air yang bersumber dari tanah memang pasti mengandung mineral. Bila dikonsumsi sehari-hari, jumlahnya cukup lumayan untuk memenuhi kebutuhan mineral harian. Dalam hal ini, kandungan mineral tidak hanya untuk air minum mineral, air yang digunakan dalam memasak pun adalah air yang mengandung mineral.

 

“Soal kandungan mineral ada yang jumlahnya besar atau kita kenal sebagai mikro mineral serta juga yang jumlahnya kecil, mikro mineral. Tetapi semua itu sangat penting dan kunci bagi kesehatan tubuh kita. Sekecil apapun (air mineral) termasuk dari air minum itu sangat penting bagi kesehatan,” pungkas Diana.

“Jangan lupa bahwa kita memang sehari mengonsumsi air minum minimal 2 liter. Bisa dibayangkan, kalau kita mengonsumsi untuk minum saja 2 liter, belum lagi ditambah dari makanan dan makanan yang kita konsumsi. Misalnya, makanan berkuah, seperti sup atau yang lainnya. Akhirnya, jumlahnya (mineral dalam tubuh) cukup bermakna untuk memenuhi kebutuhan harian mineral.”

 

Pada kasus pasien-pasien ginjal, ada yang punya masalah tertentu karena ketidakmampuan penyerapan--infiltrasi--air mineral. Solusi mengatasi sebenarnya yang perlu dibuang adalah mineral tertentu yang mungkin menumpuk dan akan berbahaya untuk tubuh. Misal, yang paling kita ketahui yang berbahaya adalah kalium, sedangkan zat lainnya dengan kebutuhan yang sangat besar oleh tubuh justru terkadang perlu ditingkatkan.

Kadar kalium tinggi dari kandungan air mineral mengakibatkan serangan jantung atau gagal jantung. Hal ini membuktikan bahwa air mineral tidak akan menguntungkan untuk dikonsumsi pada pasien-pasien gagal ginjal. Di sisi lain, air mineral mampu menyumbangkan atau air minum biasa yang juga mengandung mineral dalam jumlah cukup baik akan menjaga kesehatan.


Memilih Air Minum Kemasan yang Layak

ilustrasi minum air putih agar pipi tirus/pexels

Untuk memilih air minum dalam kemasan yang layak, Diana menekankan, produk yang sudah dipasarkan, terutama mendapatkan izin edar dari BPOM. Pemerintah juga sudah mengatur, bagaimana air minum yang baik. Ini karena begitu banyak pilihan air minum kemasan yang beredar di masyarakat. 

 

“Sepertinya ada juga beberapa pertanyaan, bagaimana kalau air minum bersumber dari air tanah. Apakah air tanahnya cukup sehat atau tidak? Jadi, Pemerintah sudah mengatur, yaitu air minum yang baik adalah tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa,” imbuh Diana yang merupakan dokter spesialis gizi RSCM.

“Selain itu, tidak mengandung zat-zat berbahaya, misal, bakteri parasit maupun logam-logam bera. Ya, baiknya sumber air untuk konsumsi sudah ada hasil pemeriksaannya dan memenuhi syarat semua itu. Bahkan untuk kandungan mineralnya, Pemerintah sudah ada aturannya, berapa banyak kandungan dari setiap mineral-mineral tersebut.”

 

Apabila ingin bertanya, apakah air minum kemasan yang ada di wilayah kita sudah cukup aman atau tidak, masyarakat bisa mengakses situs BPOM. Seluruh air minum kemasan yang sudah mendapatkan izin BPOM layak diminum, tetapi tetap pada pilihan masyarakat melihat manfaat kesehatan.

Air mineral bisa menjadi pilihan utama sebagai konsumsi harian. Air mineral memiliki pH normal dan mengandung mineral alam. Adanya paparan mengenai kandungan dan manfaat jenis air minum dalam kemasan dapat menambah wawasan masyarakat. Bahwa air yang diminum tidak hanya sebagai pelepas dahaga dan haus saja, melainkan perlu mengetahui manfaat kesehatan yang benar.

“Sebagian besar masyarakat baru memahami bahwa manfaat air mineral, contohnya, hanya sekadar untuk menghilangkan rasa haus atau dehidrasi,” ujar Diana.


Hidrasi Jaga Keseimbangan Tubuh

Ilustrasi meminum air mineral | unsplash.com/@johnnymcclung

Adapun hidrasi memang penting untuk menjaga keseimbangan tubuh. Studi yang dilakukan Laksmi dkk tahun 2018 mengungkapkan, 1 dari 5 anak-anak dan remaja, serta 1 dari 4 orang dewasa di Indonesia masih kurang cukup minum. Selanjutnya, sekitar 21 – 28 persen penduduk Indonesia asupan air minum masih kurang dari kebutuhan. 

 

“Perlu berbagai upaya dan inisiatif untuk terus meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat luas mengenai pentingnya menerapkan gaya hidup yang sehat. Salah satunya mencukupi kebutuhan hidrasi,” pungkas Diana.

“Konsumsi cairan kurang dari rekomendasi dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal, seperti penyakit batu ginjal, infeksi saluran kemih, serta peningkatan risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di masa depan. Informasi ini belum cukup baik diketahui oleh masyarakat.”

 

Hidrasi sehat yang dimaksud minum air sesuai kebutuhan menjaga keseimbangan cairan tubuh dan menggantikan air yang hilang melalui urine dan keringat.

Kebutuhan minum air pada orang dewasa adalah 8 gelas/hari. Anak-anak usia 4-6 tahun membutuhkan air minum 6 gelas/hari, usia 7-12 tahun membutuhkan 7 gelas/hari. Untuk orang-orang di atas 12 tahun kebutuhannya sama seperti orang dewasa.


Infografis Manfaat Mandi Air Dingin dan Panas

Infografis Manfaat Mandi Air Dingin dan Panas. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya