Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri bersama Polda Metro Jaya dan Polres Karawang menggelar rekonstruksi kasus baku tembak antara laskar FPI dengan penyidik Polda Metro Jaya di Tol Jakarta-Cikampek Km 50. Berlangsung di empat tempat kejadian perkara (TKP), ada 58 adegan yang dipraktikkan.
"Dalam proses rekonstruksi malam ini setidaknya ada 58 adegan rekonstruksi," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono saat meninjau langsung proses rekonstruksi di Tol Jakarta-Cikampek, Senin dini hari (14/12/2020).
Advertisement
Argo mengatakan, rekonstruksi baku tembak laskar FPI dengan anggota polisi itu dilakukan secara transparan dan dapat dilihat oleh masyarakat. Bahkan kata dia, ada 28 orang saksi yang menyaksikan proses rekonstruksi tersebut.
"Jumlah saksi yang dihadirkan malam ini ada 28 orang. Saksi korban ada empat," ujar Argo.
Lokasi reka ulang adegan itu digelar di tempat kejadian perkara Senin 7 Desember 2020. Reka ulang adegan dimulai di seberang Hotel Novotel Karawang.
Pemeran pengganti memeragakan laskar FPI turun dari mobil dan menghampiri kendaraan polisi. Mereka turun dengan membawa sejumlah senjata tajam. Mereka kemudian menghantamkan senjata tajam itu ke mobil polisi yang sudah ditandai titik-titiknya dan kembali ke mobil.
Adegan selanjutnya diperagakan ketika mereka sudah masuk mobil tersebut. Pada saat itu, dua orang laskar FPI menjulurkan senjata api ke arah mobil petugas. Sebagian tubuh mereka keluar dari jendela.
Reka ulang kemudian memperlihatkan, polisi yang berada di balik kursi kemudi membuka pintu untuk mengacungkan senjata.
Setelah itu, mobil laskar FPI melaju. Rekonstruksi di titik pertama pun rampung.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Rekonstruksi beralih tempat
Rekonstruksi berganti ke Jembatan Madani tak jauh dari Gerbang Tol Karawang Barat. Kali ini, terlihat mobil yang diberi tanda "Pelaku" berada di jalur kiri tol. Adegan kedua, mobil yang diberi tanda "Petugas" berada di bahu jalan, berada di antara mobil "Pelaku" dan pembatas jalan.
Pada saat itu, laskar FPI menodongkan kembali senjata api ke arah mobil polisi. Posisi mobil laskar FPI lebih maju ketimbang mobil petugas. Petugas Inafis menunjukkan adegan itu merupakan adegan ke-14.
Kemudian, mobil "Pelaku" melaju meninggalkan mobil "Petugas". Mobil "Petugas" pun mengikutinya dari belakang dengan mengambil posisi di sebelah kanan mobil "Pelaku".
Petugas yang berada di kursi penumpang depan terlihat menunduk sembari mengacungkan senjata api ke arah mobil "Pelaku".
Pada jarak berdekatan, laskar FPI membuka jendela dan membalas mengacungkan senjata. Ada tiga orang yang berada di kursi penumpang bagian tengah. Namun, hanya satu orang yang mengacungkan senjata api.
Rekonstruksi selanjutnya berada di dekat Jembatan Madani. Pada saat itu mobil "Petugas" berada di depan dan berada agak ke tepi jalan.
Reka ulang adegan ketiga dilakukan di rest area KM 50 tol tersebut yang dimulai dengan memeragakan adegan ke-22. Kali ini, ada mobil biru metalik yang berada di tengah jalan rest area. Di belakangnya, ada mobil dengan tanda "Pelaku" di pelat nomornya.
Adegan selanjutnya, dua orang dari mobil "Petugas" mendekati mobil "Pelaku" dari belakang. Mereka membawa senjata api. Sementara keenam orang yang berada di mobil "Pelaku" belum keluar ataupun membuka kaca mobilnya.
Seorang petugas mengacungkan senjata ke arah mobil "Pelaku", lainnya menyiagakan senjata ke arah badan jalan.
Adegan berikutnya memperlihatkan empat petugas mengepung mobil "Pelaku". Seorang petugas berada di pintu sopir mobil tersebut. Seorang lagi di pintu penumpang tepat di belakang kursi kemudi. Dua petugas tetap di belakang.
Setelahnya, seorang petugas yang di belakang bergerak maju dan membuka pintu kursi penumpang yang berada di sebelah kiri.
Petugas kemudian menggiring empat laskar FPI keluar mobil. Keempatnya keluar dengan tangan berada di belakang kepala, tanda menyerah. Mereka lalu tengkurap di badan jalan.
Dua petugas berjaga di belakang dan satu orang di samping mereka sembari tetap mengacungkan senjata api.
Seorang petugas lainnya di tetap berjaga di pintu kiri mobil "Pelaku".
Sementara, dua orang yang mengenakan tag "Pelaku" masih berada di mobil. Satu berada di kursi penumpang depan, seorang lagi berada tepat di belakangnya.
Selanjutnya, salah seorang petugas menggeledah empat "pelaku" yang tiarap. Petugas memeriksa mereka dengan meraba badan hingga pinggul keempatnya.
Petugas yang lain kemudian mengecek kondisi keduanya, dimulai dari "pelaku" yang berada di kursi penumpang depan. Petugas juga menggeledah mobil tersebut. Petugas mengamankan senjata tajam dan ponsel dari mobil tersebut.
Adegan setelahnya, petugas membuka pintu bagasi mobil "Petugas" dan kembali ke mobil "Pelaku". Dia dan seorang petugas lainnya kemudian menggotong "pelaku" yang masih berada di mobil. "Pelaku" yang digotong ini terlihat sudah lemas.
Dua pelaku ini diletakkan di bagasi dengan posisi kepala berlawanan.
Petugas kemudian membawanya meninggalkan lokasi.
Tak lama, polisi memperlihatkan adegan yang melibatkan sebuah mobil derek. Mobil derek itu ternyata digunakan untuk menderek mobil "Pelaku".
Usai polisi menaikkan mobil "Pelaku" ke mobil derek, tiga petugas menggiring empat yang tadi tiarap ke mobil lain milik kepolisian.
Lokasi keempat reka ulang adegan baku tembak polisi dan laskar FPI berada di KM 51 tol pada rest area yang sama. Namun, reka adegan kali ini, mobil petugas sudah berada di jalan keluar rest area.
Advertisement
Kronologi Versi FPI
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap tentang baku tembak anggotanya dan kelompok yang diduga pengikut Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12/2020) dini hari.
FPI pun membenarkan soal peristiwa tersebut. Namun, mereka memiliki kronologi berbeda dengan versi polisi.
Kuasa Hukum Rizieq Shihab, Aziz Yanuar membeberkan, justru rombongan kliennya lah yang diserang terlebih dulu. Dia menyebut, klien dan keluarganya diserang di jalan bebas hambatan tersebut.
"Semalem IB (Rizieq Shihab) dengan keluarga termasuk cucu yang masih balita, menuju tempat acara pengajian subuh keluarga, sambil memulihkan kondisi. Sekali lagi ini pengajian subuh internal khusus keluarga inti," tutur Aziz dalam keterangannya, Senin (7/12/2020).
Menurut Aziz, dalam perjalanan menuju lokasi pengajian subuh keluarga itu mendadak rombongan Rizieq Shihab diadang oleh orang tidak dikenal layaknya preman. Mereka lantas melepaskan tembakan ke laskar pengawal.
"Kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan IB," jelas dia.
Aziz menyebut, enam anggota laskar pengawal Rizieq Shihab kini belum diketahui nasibnya. Dia menduga mereka diculik oleh para orang tidak dikenal tersebut.
"Kami mohon doa, agar satu mobil yang tertembak berisi enam orang laskar yang diculik agar diberi keselamatan. Dan mohon doa juga IB HRS. Untuk lokasi IB HRS, demi alasan keamanan dan keselamatan beliau beserta keluarga, maka kami tidak bisa sebutkan," Aziz menandaskan.