Liputan6.com, Jakarta Pandemi masih belum berakhir. Kondisi ini bisa membuat banyak orang stres. Apalagi, banyak kegiatan masih dilakukan di rumah.
Banyak orang tua yang kehabisan akal ketika mencoba untuk bekerja sekaligus mengajar anak-anak. Di waktu normal saja, sudah cukup berbagai masalah yang datang.
Advertisement
“Saya pikir ini bisa menjadi tantangan yang lebih dari apa yang kita lihat,” ujar Dr. Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.
“Tidak ada yang ingin mengubah masa-masa saat liburan. Namun di sisi lain, saat ini kami berada dalam waktu kritis. Saya berharap orang-orang menyadari dan memahaminya,” ujarnya.
Lama-lama, otak yang bekerja di bawah tekanan juga tidak akan bekerja dengan baik. Tetapi, ada beberapa cara dari para ahli untuk mengatasi perasaan panik dan stres yang bisa dilakukan bahkan disaat pandemi seperti ini, seperti melansir laman CNN, Rabu (13/5/2021).
1. Diam sejenak dan bernapas sedalam-dalamnya
“Kita dapat menghentikan fisiologi mati stres dengan meningkatkan sistem saraf parasimpatis kita,” ujar pakar manajemen stres Dr. Cynthia Ackrill.
“Kita bisa menghilangkan stres dengan melakukan pernapasan dalam yang lambat dan relaksasi progresif. Hal-hal yang memicu respon relaksasi yaitu sistem saraf parasimpatis yang akan mendorong Anda kembali seimbang.”
Ada berbagai teknik pernapasan dalam yang direkomendasikan para ahli, tetapi penelitian yang terbaik adalah dengan Anda menarik napas yang dalam dengan hitungan lambat selama 6 ketukan.
“Ketika stres kita cenderung bernapas di atas paru-paru kita sehingga kita menggunakan kapasitas paru-paru secara penuh,” ujar Ackrill.
“Salah satu yang terpenting adalah Anda menggunakan soft belly breath, yakni mengurangi kapasitas udara di perut, biarkan diafragma turun, dorong perut Anda sedikit dan turunkan napas ke bagian tersebut,”ujarnya.
Lepaskan napas saat sudah hitungan keenam. Berhenti sebentar dan ulangi hal tersebut sampai Anda merasa rileks.
2. Mempelajari tanda-tanda yang muncul
Waktu terbaik untuk melakukan teknik pernapasan secara mendalam adalah saat Anda belum terlalu merasa panik. Bisa dibilang saat tingkat kepanikan Anda belum di posisi maksimal.
Oleh karena itu, Anda harus mampu mempelajari tanda-tanda bahwa Anda akan merasa stres berat. Mungkin saja tanda-tanda itu seperti bahu dan leher Anda terasa tegang, perut terasa sakit, dan kepala pun sakit.
“Jika tidak terbiasa memahami tanda-tanda tubuh Anda sendiri, mungkin butuh sedikit latihan untuk memahaminya. Sedikit-sedikit Anda akan menyesuaikan diri nantinya dan memahaminya,” kata Ackrill.
Jika Anda tidak mengetahui bagaimana ekspresi Anda saat stres, mungin Anda bisa bertanya kepada anak atau pasangan Anda. Mereka mungkin bisa memberi tahu Anda.
3. Memperlambat gerakan Anda
Menurut Michelle Anne seorang pelatih profesional bersertifikat dengan pelatihan dalam ilmu saraf dan kepemimpinan, selain dua langkah di atas, cara ketiga ini dinilai dapat menghentikan rasa stres dengan memperlambat gerakan Anda saat melakukan sesuatu.
“Saat saya mengatakan lambat itu maksudnya Anda berbicara dan berjalan dengan lambat serta pemikiran Anda juga diperlambat,” kata Anne. Dengan begitu memungkinkan tubuh Anda akan berpindah dari sistem simpatis ke mode relaksasi parasimpatis.
“Memperlambat seperti itu adalah hal yang paling mendalam yang dapat meningkatkan kesadaran,” ujarnya. “Jika tidak, otak Anda berada dalam jaringan mode default yang hanya akan merespon secara otomatis (refleks) atau Anda akan bertindak dengan tindakan yang tidak Anda pikirkan.”
4. Coba fokus memainkan alat indera
Cara lain untuk menghentikan stres adalah dengan memainkan indera yang Anda miliki. “Anda bisa merasakan kaki di atas lantai, bokong di atas kursi,” kata Ackrill.
Selain itu, teknik yang direkomendasikan Ackrill adalah dengan fokus pada kelima indera yang dimiliki. “Akui lima hal yang Anda lihat di sekitar Anda, empat hal yang dapat Anda sentuh, tiga hal yang dapat Anda dengar, dua hal yang dapat Anda cium, dan satu hal yang Anda rasakan. Anda bisa memfokuskan otak Anda pada jenis hal yang Anda lakukan.”
Anne merekomendasikan untuk menekan lengan kanan di depan dada hingga menyentuh bahu kiri Anda. Gerakan itu dinilai bisa untuk peregangan saat Anda merasa stres. “Jika Anda menekan lengan ke bahu kiri, otak Anda tidak akan sepenuhnya memikirkan apa yang dikatakan orang lain, tetapi lebih mementingkan sensasi dalam tubuh Anda.”
Selain itu, Anne juga sering meminta orang untuk mengendurkan bahu mereka. “Ini adalah cara untuk mengembalikan kendali atas dirinya,” ujarnya.
5. Membuat daftar kegiatan
Terlalu banyak kegiatan yang akan dilakukan membuat Anda terkadang merasa stres ingin mengerjakan yang mana dulu. Otak Anda terkadang tidak mampu menyimpan semuanya.
Namun, Anda bisa mengatasinya dengan membuat daftar tugas atau hal apa yang akan dikerjakan. Mungkin Anda bisa membedakannya berdasarkan pekerjaan, rumah, atau sekolah.
“Saat membuat daftar, Anda bisa memulai dan menyelesaikan apa yang ingin dikerjakan. Hal itu membuat Anda menjadi lebih tenang.”
Jika Anda masih merasa bingung, salah satu caranya lagi dengan menuliskan apa yang Anda rasakan di atas kertas.
Anda bisa melakukannya seperti orang bercerita dan sampai emosi Anda terasa berkurang. Selain itu, Anda juga bisa bercerita kepada teman atau orang yang dicintai dan dia merupakan orang yang Anda percaya.
6. Membiasakan diri agar terbiasa
Cara terbaik untuk mengatasinya adalah mempraktikannya sesering mungkin. “Banyak orang yang memiliki pemikiran ada pil yang bisa untuk segalanya tanpa harus melakukan sesuatu. Padahal ketika Anda bisa mengatasi satu masalah itu akan mendorong Anda menjadi lebih baik lagi,” kata Ackrill.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Advertisement