Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di Asia Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Selasa ini. Penurunan tersebut dipicu oleh kekhawatiran lonjakan positif Corona Covid-19 di beberapa negara di Asia.
Sedangkan peluncuran vaksin Covid-19 di Amerika Serikat (AS) ternyata tak mampu mendorong penguatan bursa saham di kawasan Asia Pasifik.
Advertisement
Mengutip CNBC, Selasa (15/12/2020), di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 0,13 persen, sementara indeks Topix diperdagangkan 0,15 persen lebih rendah.
Kospi Korea Selatan merosot 0,24 persen.
Saham di Australia juga dibuka melemah dengan S&P/ASX 200 turun 0,46 persen. Reserve Bank of Australia diperkirakan akan merilis risalah rapat sekitar pukul 8.30 pagi waktu Singapura.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang yang menjadi patokan bursa saha Asia diperdagangkan turun 0,07 persen.
Data ekonomi China diperkirakan akan dirilis sekitar pukul 10.00 pagi waktu Hong Kong, termasuk produksi industri serta penjualan ritel untuk November.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bursa Saham AS Tertekan Rencana Lockdown di New York
Sebelumnya, sebagian besar bursa saham Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan. Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mengalami tekanan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Sentimen pendorong pelemahan bursa saham AS ini karena kekhawatiran pembatasan aktivitas atau lockdown yang menekan optimisme peluncuran vaksin Covid-19.
Mengutip CNBC, Selasa (15/12/2020), Dow Jones ditutup melemah 184,82 poin atau 0,6 persen ke level 29.861,55. Pada sesi tertinggi, Dow naik lebih dari 200 poin dan mencapai level tertinggi sepanjang masa. Untuk S&P 500 turun 0,4 persen menjadi 3.647,49.
Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,5 persen menjadi 12.440,04.
Walikota New York Bill De Blasio memperingatkan pada hari sebelumnya bahwa ia akan menjalankan kebijakan penutupan kota dalam waktu dekat karena peningkatan penderita covid-19. Komentarnya tersebut menekan Dow Jones dan S&P 500.
"Kami melihat tingkat infeksi virus Corona yang belum pernah kami lihat sejak Mei dan kami harus menghentikan momentum itu atau sistem rumah sakit kami akan terancam," kata de Blasio.
Beberapa negara lain telah menerapkan langkah-langkah menjaga jarak sosial yang lebih ketat. Di Inggris, sekretaris kesehatan negara itu mengatakan bahwa akan melakukan pembatasan yang ketat di London.
"Ini adalah penguncian yang mengganggu pertumbuhan global," kata kepala analis Prudential Financial, Quincy Krosby.
“Pertanyaannya sekarang adalah berapa banyak negara bagian di AS dan negara lainnya yang menerapkan penguncian.” tambahnya.
Saham perusahaan yang akan diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi tertekan sedangkan beberapa perusahaan lain terutama teknologi mampu menguat. United Airlines turun 3,4 persen. Sementara itu Amazonnaik 1,3 persen.
Advertisement