Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 1,2 juta vaksin covid-19 buatan Sinovac sudah tiba di Indonesia. Vaksin covid-19 ini sudah diuji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020.
Sejak tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Minggu (6/12/2020), ada banyak hoaks soal vaksin covid-19 yang bertebaran di media sosial.
Advertisement
Berikut ini, Cek Fakta Liputan6.com merangkum hoaks seputar vaksin covid-19.
1. Hoaks IDI Tolak Vaksinasi Covid-19
Beredar di media sosial kabar penolakan IDI pada vaksin covid-19. Kabar itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu akun yang mempostingnya adalah akun bernama Faradillh Dillah. Dia mengunggahnya di Facebook pada Minggu (13/12/2020.
Dalam postingannya ia mengunggah tangkapan layar berita berjudul "IDI Menolak Menjadi yang Pertama Disuntik Vaksin, Beranikah Para Menteri Menggantikannya?"
Selain itu ia menambahkan narasi, "IDI aja tolak apa lage kt masyarakat 😅🤣😂# nga mau .."
Aada juga postingan serupa yang diunggah akun Stefanus Kurnianto N. Ia memposting di Facebook dengan narasi:
"IDI tegas tolak divaksin yg pertama▶ausy tolak pake vaksin buatan sendiri▶️vaksin sinovac blm lolos uji klinis n ga dipake di negaranya sendiri. Rkyt tegas minta presiden n mentri2nya yg wajib divaksin duluan,jgn mo jd klinci percobaan"
Lalu benarkah IDI menolak menjadi yang pertama divaksinasi covid-19?
Saksikan video pilihan berikut ini:
2. Klaim China Pulih dari Covid-19 Tanpa Vaksin
Segelintir warganet mengunggah sebuah narasi yang mengklaim China bisa terbebas dari virus corona covid-19 tanpa vaksin. Netizen menyebut tidak ada media yang memberitakan klaim tersebut.
Salah satu akun Facebook yang mengunggah narasi dengan klaim China bisa terbebas dari virus corona covid-19 tanpa vaksin adalah Nell Age. Dia mengunggah klaim itu pada 30 November 2020.
Begini narasinya:
"WHY DID CHINA RECOVER WITHOUT A VACCINE? AND WHY DOESN’T ANYBODY TALK ABOUT IT?"
Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:
"Mengapa China bisa kembali pulih tanpa vaksin? Dan mengapa tidak ada orang yang bicara tentang itu?"
Sejak diunggah di media sosial, narasi itu sudah dibagikan 180 kali dan mendapat 22 komentar dari warga Facebook lainnya.
Lalu, benarkah klaim yang mengatakan China terbebas dari covid-19 tanpa vaksin?
Advertisement
3. Klaim Foto Keluarga Penemu Vaksin Covid-19 di Tahun 1970
Warga Facebook banyak mengunggah foto keluarga yang diklaim sebagai keluarga penemu vaksin covid-19 yang dipasarkan oleh Pfizer. Disebutkan kalau keluarga itu merupakan imigran Turki di Jerman.
Salah satu pengguna Facebook yang mengunggah foto dengan klaim keluarga penemu vaksin covid-19 adalah Ramen Das. Dia mengunggah foto itu pada 9 Desember 2020.
Begini narasinya:
"Pada gambar di bawah, Anda melihat sebuah keluarga imigran Turki di Jerman, pada tahun 1970. Anak laki-laki berkemeja kuning dan tanpa sepatu adalah ahli biologi bernama Ugur Sahin, 55.
Dia bersama dengan istrinya yang berkewarganegaraan Turki Ozlem Tureci, 53, mengembangkan vaksin Covid-19 yang dipasarkan oleh Pfizer".
Lalu, benarkah klaim foto itu merupakan keluarga penemu vaksin covid-19 yang dikembangkan Pfizer?
4. Klaim Vaksin Covid-19 Bikin Wanita Mandul
Di Twitter, muncul isu kalau vaksin virus corona covid-19 punya dampak buruk untuk wanita. Disebutkan vaksin covid-19 bisa membuat wanita menjadi mandul.
Salah satu akun Twitter yang mengklaim vaksin covid-19 bisa menyebabkan wanita mandul adalah @FineTunedFoto. Dia mengunggah klaim tersebut pada 8 Desember 2020.
Begini narasinya:
"Head of Pfizer Research: Covid Vaccine is Female Sterilization".
Akun itu juga mengunggah foto sebuah artikel dengan narasi sebagai berikut:
"Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan
Vaksin tersebut mengandung protein Spike yang disebut sebagai syncytin-1, dan berperan penting dalam pembentukan plasenta bagi perempuan.
Jika vaksin ditujukan untuk memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike, maka vaksin juga akan mempengaruhi sistem daya tahan tubuh perempuan untuk menyerang syncytin-1, yang akan menyebabkan kemandulan bagi perempuan dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan."
Advertisement
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.