Sabar Gorky, Pendaki Satu Kaki yang Sukses Menjajal Gunung Tertinggi Afrika dan Rusia

Gorky merupakan pendaki disabilitas yang memiliki satu kaki namun telah berhasil mendaki puncak-puncak gunung seperti Kilimanjaro di Afrika, Elbrus di Rusia, dan Cartenz di Papua.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2020, 17:00 WIB
Sabar Gorky

Liputan6.com, Jakarta Nama Sabar Gorky sepertinya sudah tidak asing bagi para pendaki gunung. Gorky merupakan pendaki disabilitas yang memiliki satu kaki namun telah berhasil mendaki puncak-puncak gunung seperti Kilimanjaro di Afrika, Elbrus di Rusia, dan Cartenz di Papua.

Saat sesi wawancara dengan Liputan6.com, Gorky bercerita tentang tantangan yang ia hadapi selama menaiki puncak gunung. Menurutnya, salah satu kendala yang paling berat persiapan perlengkapan mendaki yang berbeda dengan pendaki lainnya.

"Kesulitan itu disesuaikan dengan gunung yang didaki. Selama saya mendaki beraneka ragam, contohnya di Cartenz. Di Cartenz itu harus ada jalur manjat. Kalau hujan es dan air itu persiapan pakaiannya harus lain. Kalau di gunung- gunung Kilimanjaro sama ya. Tapi kalau di gunung es salju itu hanya seperti debu dan alhamdulilah semua yang saya lewati seperti tidak ada kendala ya,” ucap Gorki.

Selain itu, Gorki mengakui bahwa ia memiliki kendala di komunikasi khususnya dalam pemahamannya di Bahasa Inggris.

“Kendalanya di saya harus blajar Bahasa inggris. Komunikasi terutama.  Karena kalau perlengkapan kami, saya sendiri sudah ada ide-ide,” kata Gorki

 

Simak Video Berikut Ini:


Peralatan Mendaki Gorki

Dengan segala kebutuhan pendakian yang diperlukan, ternyata Gorki membuat seluruh alat yang ia pakai sendiri.

“Ini custom membuat sendiri. Ini tongkat yang saya pake jika di gunung es. Ini tongkat kanan,” kata Gorki sambal menunjukkan alat bantu mendakinya dalam Live Streaming Liputan6.

Saat ditanya apakah ada penyedia dan penjual alat pendakian yang menyediakan alat mendaki untuk disabilitas ia menjawab saat ini belum ada.

“Kalau perlengkapan saya ya limited ya jadi buat sendiri. Jadi selama ini pendaki gunung es atau Cartenz fisiknya normal semua. Jadi yang fisiknya yang difabel cuma saya selama ini," katanya

“Dalam pikiran saya oh kalau gunung es saya pakenya gini. Jadi, saya terapkan saat 2011 saya sampai ke puncak elbrus dengan alat seperti itu," lanjut dia.

Gorki mengatakan bahwa penyedia alat untuk alat panjat tebing dan naik gunung itu standar nya masih international. Dan melihat pendaki gunung disabilitas yang masih sedikit di Indonesia, memiliki penyedia alat pendakian disabilitas masih tidak memungkinkan.

“ Alat pendakian standart masih international. Seperti Perancis dan Italia. Karena ini difabel pasaran jualnya masih sedikit, jadi siapa yang mau beli pendakinya cuma 3,” ucap Gorki

Dengan terbatasnya penjualan alat bantu pendakian untuk disabilitas, Gorki selalu menawarkan dan memberi segala informasi dan ide yang ia punya kepada pendaki disabilitas yang lain.

“Saya punya atlet di Sulawesi, Surabaya, dan Jakarta dan di Instagram juga yang difabel. Saya kasih tau kalau ke gunung jangan pakai yang seperti ini. Kalau sampe di gunung itu bisa patah dan itu bahaya. Saya kasih ilmu ke mereka. Jadi kalau kawan saya yang mau naik gunung es atau gunung tanah mau meniru,  silahkan saya senang. Pakai alat-alat yang baik supaya berangkat selamat dan pulang dengan alamat,” kata Gorki

 

 

(Vania Accalia)


Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya