Liputan6.com, Tokyo- Wabah flu burung di Jepang kini telah menyebar ke peternakan di sejumlah wilayah. Mempengaruhi 20 persen lebih dari 47 prefektur negara tersebut.
Terjadinya wabah itu membuat para pejabat setempat memerintahkan pemusnahan pada hewan-hewan unggas, setelah beberapa di antaranya mati.
Advertisement
Dilansir New York Post, Selasa (15/12/2020), sekitar 11.000 burung akan dimusnahkan dan dikubur setelah wabah flu burung ditemukan di sebuah peternakan telur di kota Higashiomi di prefektur Shiga, Jepang, menurut pernyataan kementerian pertanian negara tersebut.
Kementerian Pertanian Jepang juga mengungkap ditemukannya kasus lain yang terjadi di prefektur Kagawa, tempat wabah flu burung muncul pada November 2020.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) wabah yang terjadi di Jepang dan Korea Selatan adalah satu dari dua epidemi flu burung (HPAI) yang sangat patogen yang menyerang unggas di seluruh dunia.
Disebutkan juga oleh FAO, baik strain yang beredar di Asia dan di Eropa berasal dari burung liar.
“Virus yang ditemukan di Jepang secara genetik sangat mirip dengan virus yang ditemukan di Korea Selatan baru-baru ini, dengan demikian terkait dengan virus di Eropa pada awal 2020, berbeda dengan yang saat ini menyebar di Eropa," terang Madhur Dhingra, petugas kesehatan hewan senior di FAO, kepada Reuters melalui email.
"Artinya saat ini kami memiliki dua epidemi HPAI H5N8 yang berbeda di Asia Timur dan Eropa," ungkapnya.
Saksikan Video Berikut Ini:
Peringatan Pengawasan Pertanian
Menanggapi terjadinya wabah itu, FAO telah mengeluarkan peringatan kepada otoritas kesehatan Afrika untuk meningkatkan pengawasan pertanian guna menghindari penyebaran strain virus di Eropa.
Di Jepang, 10 dari 47 prefektur di negara tersebut telah terdampak oleh wabah flu burung, dengan sekitar 3 juta unggas yang telah dimusnahkan hingga saat ini - menjadikannya sebuah rekor.
Sebelumnya, semua peternakan di Jepang sudah diperintahkan untuk mendisinfeksi fasilitas dan memeriksa kebersihan serta memastikan pencegahan penyakit dari burung liar, kata pejabat Kementerian Pertanian Jepang Reuters.
Jepang juga telah menghentikan impor unggas dari tujuh negara, termasuk Jerman.
Menurut Kementerian Pertanian Jepang, negara tersebut memiliki sekitar 185 juta ekor ayam dan populasi ayam broiler sebanyak 138 juta ekor.
Advertisement