Suku Bunga Acuan BI Rendah, Industri Properti Kian Bergairah di 2021

Para pengembang properti optimistis pasar properti 2021 akan bangkit setelah melemah akibat pandemi Covid-19 pada 2020

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Des 2020, 16:48 WIB
Ilustrasi koplek perumahan

 

Liputan6.com, Jakarta - PT Repower Asia Indonesia Tbk (Repower) optimistis pasar properti 2021 akan bangkit setelah melemah akibat pandemi Covid-19 pada 2020. Karena itu, perseroan menargetkan marketing sales 2021 sebesar Rp 147,96 miliar.

“Kami optimistis pasar properti bangkit pada 2021 seiring dengan sejumlah indikator makro ekonomi dan penanganan Covid-19 yang cukup baik oleh pemerintah dengan menghadirkan vaksin,” ujar Direktur Utama PT Repower Asia Indonesia Tbk, Aulia Firdaus dalam paparan publik virtual, Selasa (15/12/2020).

Turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia, tambah dia, juga ikut mempengaruhi geliat industri properti tahun 2021. Selain itu, lahirnya Undang Undang Cipta Kerja juga ikut menambah optimisme dunia usaha.

Dia menambahkan, gairah itu menguat bila melihat data publikasi dari Building Construction & Infrastructure (BCI Asia) yang menyatakan bahwa pada 2021, nilai konstruksi kategori residensial melonjak 48,71 persen menjadi Rp 52,46 triliun dibandingkan tahun 2020.

Lalu, data itu juga menyebutkan bahwa Jabodetabek memberikan kontribusi terbesar dengan nilai Rp 27,76 triliun atau 53 persen dari total proyek konstruksi residensial.

“Karena itu, kami optimistis terus melanjutkan proyek-proyek di Jabodetabek, terutama proyek residensial tapak. Tahun 2021, kami menyiapkan capex Rp 64,05 miliar,” tutur Aulia Firdaus.

Optimisme Repower tercermin dari target marketing sales 2021 yang sebesar Rp 147,96 miliar. "Marketing sales terbesar kami targetkan dari proyek rumah tapak Botanical Puri Asri, yakni sebesar Rp 121,33 miliar," kata dia.

Dalam mencapai target itu, jelas Aulia Firdaus, Repower menerapkan sejumlah marketing strategy yakni kebijakan efisiensi dan meningkat pemasaran melalui media online. Lalu, memperluas jangkauan radius market dan menjalin kerja sama luas dengan Perbankan.

Saat ini, Repower memiliki tiga proyek berjalan, yaitu Botanical Puri Asri (Depok), Green Botanical Garden (Jakarta Selatan), dan Pejaten Office Park (Jakarta Selatan). Sedangkan proyek dalam pengembangan terdiri atas apartemen di Bekasi Timur, apartemen di Tangerang, apartemen di Pasar Minggu, dan townhouse di Pondok Cabe.

Sepanjang Januari-September 2020, penjualan properti Repower naik 4,44 persen dibandingkan dengan periode sama 2019, yakni dari Rp 7,09 miliar menjadia Rp 7,41 miliar. Sedangkan laba bersih perseroan tercatat masih positif sebesar Rp 26,75 juta, walaupun turun dari Rp 523,34 juta per September 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sentimen Pemulihan Ekonomi dan Vaksin Bawa Bisnis Properti Bangkit di 2021

Sebuah maket perumahan di tampilkan di pameran properti di Jakarta, Kamis (8/9). Penurunan DP KPR rumah kedua dan ketiga juga turun masing-masing menjadi 20% dan 25%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pasar properti di dalam negeri diproyeksikan rebound pada tahun depan seiring tren pemulihan ekonomi, dampak Covid-19 yang mulai melandai, serta pengembangan vaksin.

Riset terbaru CLSA and CL Securities Taiwan, Co.Ltds bartajuk Indonesia Property Sector Outlook yang dipublikasikan pada 9 Desember 2020, menyebutkan bahwa pengembang Lippo Karawaci (LPKR) dan Ciputra Group, akan rebound dan secara kinerja akan semakin positif.

“Pencapaian pemasaran-penjualan yang solid di kuartal kedua 2020 telah menunjukkan bahwa permintaan properti, terutama rumah yang terjangkau bagi pengguna akhir, tetap ada dan kami perkirakan hal ini akan terus berlanjut di tahun 2021 dengan peluncuran produk baru yang lebih aktif di awal tahun,” tulis riset CLSA, dikutip Senin (14/12/2020).

Riset tersebut juga menjelaskan bahwa, terjadi pemulihan dari sisi pemasaran di semua pengembang dan mayoritas pengembang berharap pemasaran-penjualan pulih pada tahun 2021. Berdasarkan wawancara tim riset CLSA ke pengembang, mayoritas optimis bahwa penjualan akan kembali naik.

“Kami memperkirakan pertumbuhan 12 persen YoY dalam pemasaran-penjualan pada tahun 2021, setelah penurunan 3 persen  YoY pada tahun 2020,” tulis riset tersebut.

Dari sisi bisnis mal, pada tahun depan diprediksi kunjungan akan mulai normal pada pertengahan tahun 2021 dan akan menguntungkan pengembang yang memiliki bisnis mall seperti Lippo Karawaci, Ciputra, maupun Pakuwon.

Riset juga menemukan bahwa pengembang masih menerapkan diskon sewa hingga 50 persen di mall akibat kunjungan masih sepi di tengah pandemi. Namun diskon itu akan secara perlahan dikurangi sebesar 10 persen setiap bulan. Riset menyebut, mal-mal di Surabaya secara umum memiliki pemulihan lalu lintas yang lebih baik, yaitu 70 persen-75 persen dari kondisi sebelum Covid, sedangkan Jakarta sekitar 50%.

“Kami memperkirakan pendapatan tahunan berulang tumbuh 10 persen pada tahun 2021, bersama dengan pengurangan diskon sewa di mal sepanjang tahun,” tulis CLSA.

Hal lain yang menarik, CLSA menilai bahwa kebijakan omnibus law akan memberi dampak positif bagi pengembang property mengingat berbagai hambatan bisnis seperti perizinan yang berlapis semakin berkurang. Alhasil, pengembang seperti LPKR, juga diprediksi akan semakin mudah dalam mengembangkan bisnis sehingga kinerja dalam jangka Panjang semakin positif.

CLSA menyebut, sektor properti telah berada dalam tren pemulihan sejak pelonggaran pembatasan sosial skala besar pada bulan Juli. Permintaan terpusat dan pemulihan oleh pembeli pengguna akhir (dengan rumah tapak yang terjangkau di bawah Rp 1 miliar dan Rp1-2 miliar) memicu peningkatan tajam pemasaran-penjualan di kuartal tiga 2020.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya