Liputan6.com, Jakarta - Pasangan nomor 1 Sutrisna Wibawa-Ardi mengucapkan selamat kepada pasangan Sunaryanta-Heri Susanto setelah hasil rapat pleno terbuka perhitungan suara Pilkada Gunungkidul 2020 oleh KPU pada Selasa (15/12/2020).
Sutrisna Wibawa-Mahmud Ardi Widanto memperoleh urutan kedua dengan jumlah 144.012. Sedangkan paslon nomor 4 Sunaryanta-Heri Susanto memperoleh 155.878 suara.
Advertisement
Paslon nomor urut 1 memilih menerima hasil dari KPU dan tidak akan melakukan gugatan sengketa Pilkada melalui Mahkamah Konstitusi. Dalam keterangan rilisnya Sutrisna mengucapkan terima kasih kepada segenap komponen Tim dan Relawan 'Kadhung Trisna'.
Dia mengatakan, relawan telah berjuang untuk memenangkan kontestasi dan membawa visi Harapan Baru Gunungkidul Maju. Meski demikian, masyarakat Gunungkidul telah berkehendak lain.
"Keluarga Besar Kadhung Trisna telah bekerja dengan baik, tapi Allah SWT punya rencana yang berbeda. Oleh karena itu, sejalan dengan hasil KPU, kami mengucapkan selamat kepada Bupati Gunungkidul terpilih. Semoga amanah dan mampu menjalankan tugas dengan baik," kata mantan Rektor UNY ini.
Sutrisna mengaku bangga dan berterima kasih kepada keluarga besar Kadhung Trisna. Sebab, dari tim pemenangan, partai koalisi serta partai non parlemen, relawan, hingga simpatisan dari berbagai kelompok dan tokoh masyarakat bekerja siang dan malam.
"Sebuah kehormatan bagi kami untuk dipercaya dan menjalani rangkaian Pilkada sejauh ini. Terima kasih kepada PAN, PKS, Gerindra, Demokrat, PPP, Berkarya, dan seluruh tim, relawan, simpatisan, yang seluruhnya sudah bekerja keras," lanjut dia.
Walaupun gagal menjadi Bupati Gunungkidul menurutnya masih banyak jalan yang bisa dilakukan bersama untuk memajukan Gunungkidul. Dia akan tetap berkiprah di dunia pendidikan dan sosial budaya, baik sebagai pengajar, konsultan, maupun praktisi.
"Saya juga akan terus aktif melalui Yayasan Marto Hadi Wisroyo dan kegiatan kemasyarakatan lainnya," ungkap Sutrisna.
Sementara, Mahmud Ardi Widanto menyatakan, kepercayaan dan suara kepada pasangan Kadhung Trisna adalah sebuah kehormatan yang sangat berarti. Sehingga dia berterimakasih kepada seluruh warga masyarakat Gunungkidul khususnya 144 ribu pemilih.
"Insyaallah, 144.012 pemilih dan seluruh warga masyarakat Gunungkidul di mana pun berada adalah modal sosial untuk terus menjalin persaudaraan dan amal jariyah untuk bersama memajukan Gunungkidul lewat jalan kita masing-masing," lanjut Ardi.
Ardi yang merupakan pengusaha dan politisi muda ini mengaku akan terus melanjutkan kiprahnya dalam membuka lapangan kerja dan menghadirkan manfaat bagi masyarakat.
"Saya akan terus hadir untuk Gunungkidul. Saya bisa ditemui kapanpun di Padukuhan Madusari Wonosari (Kidul Pasar Argosari)," tandas Ardi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Partisipasi Pemilih Pilkada
Sementara itu, Ketua KPU Gunungkidul Ahmadi Ruslan Hani mengungkapkan angka partisipasi pemilih dalam Pilkada kali ini melampaui target yang ditetapkan.
"Setelah dilakukan pencermatan, tingkat partisipasi pemilih di Gunungkidul mencapai 80,16 persen," kata Hani di Kantor KPU Gunungkidul.
Adapun target yang ditetapkan adalah 80 persen, sesuai angka yang diajukan oleh KPU DIY. Sebelumnya KPU Gunungkidul menargetkan tingkat partisipasi sebesar 72 persen, berkaca dari pelaksanaan Pilkada periode sebelumnya.
Hani mengatakan capaian 80,16 persen ini merupakan tingkat partisipasi tertinggi dalam sejarah pelaksanaan Pilkada Gunungkidul. Lantaran, di periode sebelumnya tingkat partisipasi hanya sekitar 70,10 persen.
"Ada selisih sampai 10 persen. Peningkatan ini juga tergolong paling tinggi dibanding kabupaten lain di DIY yang juga melaksanakan Pilkada," ungkap dia.
Merujuk data KPU Gunungkidul, jumlah warga dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 599.850 orang. Pengguna hak pilih dari DPT saat pencoblosan 9 Desember 2020 mencapai 479.892 pemilih.
Meski berhasil mencapai target, pelaksanaan pemungutan suara secara umum mematuhi protokol kesehatan (prokes). Hal itu turut diungkapkan Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga, Bawaslu Gunungkidul, Rosita.
"Secara umum pemungutan suara berjalan sesuai harapan, baik secara aturan maupun protokol kesehatan," kata dia.
Selama berada di TPS, seluruh petugas hingga pemilih yang datang diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker hingga pelindung wajah. Mereka juga dibekali sarung tangan saat proses pencoblosan.
Hasil evaluasi Bawaslu dan KPU Gunungkidul pun menyatakan, rata-rata pemilih datang sesuai jam yang tertera di undangan. Kebijakan itu dilakukan demi meminimalisir terjadinya kerumunan di TPS.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, nyaris tidak ada terjadi penumpukan pemilih saat di TPS. Mereka datang sesuai jamnya," ujar Rosita.
Advertisement