Cegah Gigi Sensitif, Jangan Menyikat Terlalu Keras

Jika salah dalam menyikat gigi, gusi bisa berubah bentuk. Pada gigi di rahang atas, gusi bisa naik sedangkan gigi di rahang bawah gusi bisa turun.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Okt 2012, 13:08 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Gigi sensitif adalah rasa nyeri yang timbul akibat terbukanya dentin atau lapisan di bawah email gigi. Terbukanya dentin bisa disebabkan oleh beberapa macam, seperti radang dan salah dalam menyikat gigi.

Nah, untuk mengatasinya, gigi harus disikat dengan lembut dan tanpa tekanan. "Kalau terlalu keras ditekan, email gigi bisa rapuh," kata Ketua Ikatan Periodontologi Indonesia (IPERI) Komisariat Jakarta, drg Hari Sunarto Sp. Perio (K), menyebutkan beberapa cara untuk mencegah terjadinya gigi sensitif.

Jika salah dalam menyikat gigi, gusi bisa berubah bentuk. Pada gigi di rahang atas, gusi bisa naik sedangkan gigi di rahang bawah gusi bisa turun. "Dentin yang sebelumnya dilapisi oleh gusi jadi terbuka," jelas Hari.

Hari memberikan beberapa cara untuk mencegah agar dentin tidak terbuka. "Ada beberapa mencegah, seperti mengontrol plak," kata Hari Sunarto saat jumpa wartawan di Jakarta, baru-baru ini.

Kontrol plak bisa dilakukan dengan cara menggosok gigi dengan lembut serta menggunakan obat kumur. "Menggosoknya dengan lembut dan benar bisa membantu desensitisasi gigi," urai Hari.

Selain itu, sikat gigi harus secara rutin diganti. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan bulu sikat mencederai gusi.

Terakhir adalah rutin memeriksakan gigi ke dokter. Menurut dia, untuk bisa memastikan bahwa nyeri yang dialami merupakan gejala gigi sensitif, sebelumnya harus dipastikan bahwa nyeri tidak disebabkan oleh gigi yang berlubang.

"Jadi bisa dipastikan bahwa nyeri yang datang memang datang karena gigi sensitif," ujar Hari.

Untuk gigi yang sudah "terlanjur" rusak, Hari menyebutkan bahwa tidak ada cara lain selain menggunakan pasta gigi yang bisa melapisi dentin gigi sehingga tidak lagi terasa nyeri.

"Tapi kalau sudah parah, ya harus ditangani dokter," pungkas Hari.(ANT/ANS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya