Liputan6.com, Jakarta AC Milan nyaris menelan kekalahan pada pertandingan di pekan ke-12 Liga Italia, Kamis dini hari WIB (17/12/2020). Bertanding ke markas Genoa, Rossoneri sempat tertinggal dua kali sebelum mengakhiri pertandingan dengan hasil imbang 2-2.
AC Milan yang belum terkalahkan di kompetisi ini, seperti kerepotan menghadapi Genoa. Beruntung Pierre Kalulu jadi penyelamat Milan jelang pertandingan berakhir.
Advertisement
Sebelum Kalulu jadi pahlawan tim, Milan dikagetkan dengan gol tuan rumah kurang dari dua menit setelah kickoff babak kedua. Genoa memimpin 1-0 setelah Destro berhasil memanfaatkan bola rebound.
Skuat asuhan Stefano Pioli membalas lima menit kemudian melalui David Calabria yang melepaskan tembakan mendatar keras dan terukur. Namun, Destro menciptakan gol keduanya untuk mengembalikan Genoa di depan.
Calabria yang menyumbang satu gol, usai pertandingan mengatakan, kesinambungan, kepercayaan, dan keinginan untuk balas dendam' telah membantunya meningkatkan penampilannya bersama AC Milan.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Kepercayaan
“Itu adalah pertandingan yang rumit, lapangannya berat, saya akan mengatakan itu adalah lemparan yang buruk. Ada banyak pemain absen, tapi kami harus memaksimalkan peluang yang kami ciptakan, ”kata Calabria kepada DAZN.
“Saya merasa baik, secara mental dan fisik. Para pelatih mempercayai saya, itulah yang selalu saya inginkan. Kontinuitas, kepercayaan, dan keinginan untuk membalas dendam sejak musim lalu telah membuat saya melakukannya dengan baik," ujarnya.
Advertisement
Berjuang Sampai Akhir
“Ini tidak mudah, terutama sekarang dengan jadwal pertandingan yang begitu sibuk dan banyaknya pemain penting yang absen," katanya.
"Masing-masing dari kita harus memberikan sesuatu yang lebih dan berjuang sampai akhir, kita harus terus seperti ini, itulah yang diinginkan pelatih," ujar Calabria.
Menyenangkan
Sementara itu, pelatih Genoa, Rolando Maran, mengungkapkan anak asuhnya sempat mengeluarkan amarah usai menahan imbang AC Milan. Dia beranggapan bahwa amarah yang muncul adalah bentuk mentalitas para pemain.
"Hal yang menyenangkan adalah kami marah pada akhir laga. Itu mengungkapkan banyak hal tentang mentalitas kami dan apa yang ingin kami lakukan," kata Maran, dikutip dari Football Italia.
Advertisement