Terdampar di Kepulauan Marshall, Perahu 'Hantu' Bawa Kokain Bernilai Rp 1,1 Triliun

Kokain seberat 649 kilogram di dalam kapal hantu alias tak berpenghuni ditemukan, diprediksi memiliki nilai US$ 80 juta atau setara Rp 1,1 triliun.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Des 2020, 11:27 WIB
Atol Enewetak di Kepulauan Marshall. (Public Domain)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas di Kepulauan Marshall menemukan narkoba dalam muatan besar di negara mereka di dalam sebuah kapal 'hantu' atau terdampar di sebuah atol kecil.

Diperkirakan kapal itu terombang-ambing melintasi Samudra Pasifik dari Amerika Latin, menghabiskan waktu mungkin berbulan-bulan di lautan, demikian dikutip dari laman BBC, Kamis (17/12/2020).

Kokain seberat 649 kilogram tersebut diprediksi memiliki nilai US$ 80 juta atau setara Rp 1,1 triliun.

Obat-obatan terlarang sering kali terdampar di pantai terpencil kepulauan Pasifik, tetapi penemuan kali ini mencetak rekor baru.

Polisi mengatakan, obat-obatan itu dibakar, selain dari dua paket yang dikirim ke Administrasi Penegakan Narkoba AS untuk diuji.

Perahu sepanjang 5,5 meter ditemukan oleh penduduk setempat di atol Ailuk. Penduduk setempat mencoba memindahkan kapal tetapi tidak dapat melakukannya karena terlalu berat.

Setelah penyelidikan lebih lanjut, mereka menemukan paket obat-obatan di kompartemen tersembunyi di dalam kapal.

Jaksa Agung Kepulauan Marshall Richard Hickson mengatakan, kapal itu mungkin telah hanyut selama lebih dari setahun dan kemungkinan besar dari Amerika Tengah atau Selatan.

Arus Samudra Pasifik sering mendorong puing-puing dari sana ke Kepulauan Marshall, dan penemuan obat-obatan tidak jarang terjadi.

Seringkali, obat-obatan tersebut dijual oleh penduduk setempat daripada dilaporkan ke pihak berwenang.

Namun, Hickson memuji penduduk setempat karena memberi tahu pihak berwenang tentang tangkapan kokain terbaru.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Kasus Lain

Ilustrasi kokain (AP/Michael Probst)

Pada 2014, seorang pria dari El Salvador ditemukan di sebuah kapal yang terdampar di pulau Atol Ebon.

Dia mengatakan telah menghabiskan 13 bulan tersesat di laut dan mengaku bertahan hidup dengan menangkap ikan, burung dan penyu dengan tangan kosong.

Setelah penyelamatannya, para peneliti dari Universitas Hawaii melakukan 16 simulasi komputer tentang pola penyimpangan dari pantai Meksiko dan menemukan bahwa hampir semua berakhir di Kepulauan Marshall.

Dengan populasi 55.000 orang, Kepulauan Marshall terdiri dari dua rantai atol karang bersama dengan lebih dari 1.000 pulau kecil, tepat di utara Khatulistiwa di Pasifik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya