Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur mencatatkan enam daerah masuk zona merah atau berisiko tinggi terhadap penyebaran COVID-19. Hal ini seiring kasus COVID-19 meningkat di enam daerah di Jawa Timur itu.
"Kasusnya sekarang meningkat lagi setelah sempat melandai hingga ada enam daerah statusnya zona merah,” tutur Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, seperti dilansir dari Antara, ditulis Kamis (17/12/2020).
Berdasarkan data nasional yang diterima Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, pada Rabu, 16 Desember 2020 pukul 16.00 WIB, enam daerah yang berisiko tinggi penularan itu meliputi Kabupaten Kediri, Jember, Banyuwangi, dan Tuban, serta Kota Blitar dan Kota Malang.
Baca Juga
Advertisement
Secara rinci, per 16 Desember 2020, tambahan kasus yang terjadi di daerah tersebut, yakni Kabupaten Kediri bertambah 40 kasus sehingga totalnya mencapai 1.885 kasus, Jember juga bertambah 40 kasus sehingga totalnya 3.692 kasus, dan Banyuwangi bertambah 61 kasus sehingga totalnya 3.539 kasus.
Tuban bertambah 23 kasus sehingga totalnya mencapai 1.205 kasus, Kota Blitar bertambah 10 kasus sehingga totalnya 447 kasus, serta Kota Malang bertambah 91 kasus sehingga totalnya 2.925 kasus.
Selain itu, di Jatim saat ini tidak ada satu pun daerah berstatus zona kuning atau berisiko rendah, sebab 32 kabupaten/kota lainnya masuk zona oranye atau berisiko sedang. Sebanyak 32 daerah tersebut, yakni Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganuk, Madiun, dan Magetan.
Selain itu, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Selebihnya tujuh kota yakni Kediri, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto, Madiun, Surabaya, dan Batu.
Berdasarkan peta situasi COVID-19 dari data nasional, angka kumulatif konfirmasi 72.124 kasus, setelah 16 Desember 2020 mendapat tambahan 755 kasus baru. Secara rinci, konfirmasi dirawat 4.831 kasus (6,7 persen), konfirmasi sembuh 62.277 kasus (86,35 persen), serta konfirmasi meninggal dunia 5.016 kasus (6,95 persen).
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Khofifah Minta Warga Tak Berhenti Terapkan Protokol Kesehatan
Khofifah berharap seluruh masyarakat di Jatim tidak berhenti menerapkan protokol kesehatan ketat sebab saat ini terlihat agak longgar.
"Ingat, pandemi belum berakhir. Jangan lengah dan mengabaikan protokol kesehatan. Laksanakan 3M, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak serta mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir," ujar dia.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Gugus Tugas Kuratif Satgas COVID-19 Jatim dr. Joni Wahyuhadi menyampaikan bahwa imbauan untuk tidak menggelar berbagai acara apapun pada akhir tahun sebagai langkah tepat demi menekan laju penularan virus corona baru atau Sars-CoV-2 yang sebabkan COVID-19.
"Menjelang akhir tahun, jangan sampai lengah dan abai terhadap protokol kesehatan. Masyarakat harus patuh dan tidak meremehkan COVID-19," tutur Direktur RSUD dr Soetomo tersebut.
Advertisement