Liputan6.com, Jakarta - Toyota Indonesia saat ini tengah melakukan berbagai persiapan terkait dimulainya produksi kendaraan elektrifikasi di Tanah Air. Bahkan sebagai produsen, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sudah membeberkan rencana lokalisasi mobil ramah lingkungan berjenis hybrid ini, mulai 2022.
Dijelaskan Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT TMMIN, Bob Azam ada dua alternatif yang bisa dilakukan jenama asal Jepang ini untuk melakukan produksi mobil hybrid di Tanah Air.
Baca Juga
Advertisement
"Kita buat model baru sama sekali, atau kita meng-hybrid-kan model yang sudah ada. Kalau kita mempertimbangkan industri otomotif yang sudah ada, lebih baik kita meng-hybrid-kan model yang sudah ada," jelas Bob di acara Toyota Media Gathering 2020, secara virtual, Rabu (16/12/2020).
Lanjut Bob, dengan memilih untuk membenamkan teknologi hibrida di mobil yang sudah ada alias yang sudah dijual Toyota di pasar nasional, hal tersebut akan menjaga suppy chain, sekaligus teknologi baru juga bisa diadopsi di mobil konvensional saat ini.
"Apalagi, kalo model tersebut sudah diterima di pasar ekspor. Jadi, sekaligus untuk domestik dan pasar ekspor. Teman-teman sudah bisa bacalah arahnya ke mana," tegas Bob.
Dengan pernyataan Bob tersebut, bisa dipastikan model Toyota yang sudah dijual saat ini, akan ada yang versi hybrid.
Namun, jika dilihat dari model mana yang sudah sangat diterima dengan baik di pasar ekspor, tentu saja ada beberapa pilihan, seperti Fortuner, Innova, Rush, Avanza, Vios, atau bahkan mobil murah Agya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Basis produksi
Sebagai informasi, Indonesia merupakan salah satu basis produksi dan ekspor kendaraan serta komponen Toyota yang penting di Asia Pasifik.
Toyota dan perusahaan-perusahaan grup Toyota di Indonesia memproduksi kendaraan dengan kandungan lokal tinggi di level 75 persen hingga 95 persen.
Sementara itu, Toyota juga melakukan ekspor produk-produk otomotif berupa kendaraan utuh (CBU), kendaraan terurai (CKD), mesin bensin dan etanol, komponen, serta alat bantu produksi ke lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, Pasifik, dan Timur Tegah.
Advertisement