Survei SMRC: 86 Persen Warga Menilai Pilkada Serentak Berlangsung Jujur dan Adil

Di wilayah desa, 80 persen warga mengikuti pilkada, sementara hanya 71 persen warga perkotaan yang melakukannya.

oleh Yopi Makdori diperbarui 17 Des 2020, 15:53 WIB
Surat suara untuk Pilkada Kota Malang, Jawa Timur (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa 86 persen warga menilai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 270 daerah provinsi kota dan kabupaten berlangsung dengan jujur dan adil (jurdil).

Temuan ini disampaikan Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad, dalam acara presentasi daring hasil survei nasional SMRC bertajuk "Evaluasi Publik Nasional terhadap Pelaksanaan Pilkada Serentak 9 Desember 2020" di Jakarta, 17 Desember 2020.

Survei nasional dilakukan dengan metode wawancara per telepon terhadap 1200 responden yang dipilih secara acak (random) pada 9-12 Desember 2020. Margin of error survei diperkirakan +/-2.9 persen. Survei ini juga menemukan sekitar 85 persen warga juga optimistis bahwa pilkada akan melahirkan pemimpin yang membawa perbaikan di daerah. 

"Kami duga, keyakinan ini punya sumbangan besar untuk mendorong warga berbondong-bondong datang ke TPS,” ujarnya.

Terungkap pula bahwa tingkat partisipasi warga desa lebih tinggi daripada warga kota. Di desa, 80 persen warga mengikuti pilkada, sementara hanya 71 persen warga perkotaan yang melakukannya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kekhawatiran karena Corona

Bila dilihat tingkat pendidikan, kata Saidiman kalangan yang paling rendah tingkat partisipasinya adalah lulusan perguruan tinggi. Hanya sekitar 54 persen warga berpendidikan tinggi ikut memilih, sementara 88 persen warga berpendidikan SMP dan 85 persen warga berpendidikan SMA ikut memilih.

Perbedaan antara kelompok umur tidak terlalu mencolok. Tingkat partisipasi paling rendah ditemukan di kalangan mereka yang berusia di bawah 25 tahun (70 persen), dan yang tertinggi adalah kelompok usia 41-55 tahun (79 persen).

Sementara faktor yang mempengaruhi secara signifikan adalah kekhawatiran tertular Covid-19.

Partisipasi dalam pilkada di kalangan yang mengaku sangat khawatir tertular virus Corona hanyalah 66 persen, sementara partisipasi di kalangan yang kurang/tidak khawatir mencapai 87 persen.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya