Liputan6.com, Cilacap - Sebagian korban banjir di Cilacap, Jawa Tengah masih bertahan di pengungsian, Kamis sore (17/12/2020). Sebanyak 654 jiwa belum bisa kembali ke rumah lantaran air masih merendam.
Akan tetapi, jumlah pengungsi tersebut menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan hari Rabu (16/12/2020) yang mencapai 508 keluarga atau 1.567 jiwa.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidareja, Agus Sudaryanto mengatakan, BPBD masih menyalurkan logistik untuk pengungsi banjir, meski jumlahnya jauh berkurang dibanding hari sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
"Sebelumnya itu, beras 150 kilogram itu hanya untuk satu kali makan. Sekarang masih, tapi sudah berkurang jauh," katanya, di Sidareja.
Dia menjelaskan, total sebanyak 9.629 keluarga yang terdiri dari 27.478 jiwa terdampak dalam banjir di eks-Distrik Sidareja, Cilacap. Banjir merendam 16 desa di Kecamatan Sidareja, Kedungreja, Patimuan, Gandrungmangu dan Bantarsari.
Selain berdampak ke perumahan penduduk dan fasilitas umum, banjir juga merusak lahan pertanian. Tanaman padi di lahan seluas 100 hektare lebih dipastikan mati.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Penanganan Pasca-Banjir
Terkait dengan kondisi tersebut, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Heru Kurniawan mengatakan hingga saat ini, empat titik tanggul yang jebol khususnya di wilayah Kecamatan Sidareja dan sekitarnya telah ditanggulangi secara darurat.
Menurut dia, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan logistik bagi warga yang mengungsi di tempat pengungsian.
"Selain itu, kami juga selalu mengingatkan pengungsi agar mereka tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya, dikutip Antara.
Ia mengatakan bencana banjir akibat hujan lebat yang terjadi sejak Minggu (13/12) hingga Senin (14/12) dini hari.
Selain menggenangi ribuan rumah warga di berbagai wilayah Cilacap, juga merendam 103 hektare sawah di Kecamatan Sidareja dan sekitarnya, demikian Heru Kurniawan.
Advertisement