Bendung Infeksi COVID-19, Warga Jerman Dukung Lockdown Saat Natal-Tahun Baru

Mayoritas warga Jerman mendukung keputusan pemerintah untuk melakukan lockdown selama natal dan tahun baru.

Oleh DW.com diperbarui 18 Des 2020, 14:05 WIB
Orang-orang melewati zona pejalan kaki utama di Frankfurt, Jerman, Senin (14/12/2020). Mulai 16 Desember 2020, hampir sebagian besar toko-toko di Jerman tidak boleh beroperasi sampai 10 Januari 2021 menyusul pengetatan aturan untuk mengendalikan penyebaran virus corona. (AP Photo/Michael Probst)

Berlin - Pemerintah Jerman telah mengeluarkan putusan untuk menerapkan aturan lockdown selama Natal dan Tahun Baru, guna mencegah penyebaran COVID-19 yang lebih luas. 

Hal ini artinya kegiatan para warga di Jerman dalam periode liburan tersebut, akan menjadi sangat terbatas walaupun momen tersebut menjadi momen yang spesial bagi mereka setiap tahunnya. 

Kendati demikian, mengutip DW Indonesia Jumat (18/12/2020), jajak pendapat terbaru lembaga penelitian opini publik YouGov yang dipesan oleh kantor berita Jerman, DPA menemukan bahwa mayoritas masyarakat di Jerman sebagian besar mendukung langkah-langkah penguncian baru yang diterapkan sejak Rabu 16 Desember untuk mengendalikan dan meredam pandemi Virus Corona baru.

Alih-alih melakukan protes atas kebijakan pemerintah, sekitar 73% masyarakat menyatakan dukungan mereka terhadap langkah-langkah pembatasan baru tersebut, yang mencakup penutupan toko-toko yang dikategorikan tidak melayani kebutuhan dasar, penutupan sekolah-sekolah dan larangan mengonsumsi alkohol di ruang publik.

Hanya 20% responden mengatakan mereka menentang lockdown terbaru ini, sedangkan 7% responden tidak memberi tanggapan. Warga yang setuju tersebar merata di semua pendukung partai politik, termasuk juga dari kalangan pendukung partai sayap ultra kanan AfD, yang selama ini menentang lockdown dan pembatasan sosial akibat Virus Corona COVID-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Lockdown Ketat Kembali Berlaku

Zona pejalan kaki utama di Frankfurt ramai oleh orang-orang yang melintas di Jerman, Senin (14/12/2020). Kebijakan lockdown di Jerman terpaksa diambil demi menurunkan kasus penularan virus corona covid-19 yang melonjak beberapa waktu terakhir. (AP Photo/Michael Probst)

Lockdown ketat kembali diberlakukan di Jerman sejak angka infeksi meningkat tajam dan tidak turun selama beberapa minggu terakhir. Restoran dan bar dilarang menerima pelanggan, selain untuk layanan bawa pulang.

Tempat-tempat olahraga, bioskop, kolam renang, gedung teater, salon rambut dan kecantikan serta bisnis lain harus ditutup. Hotel tidak boleh menerima wisatawan, dan pertemuan pribadi di rumah dibatasi maksimal untuk lima orang dewasa dari dua rumah tangga.

Tujuan lockdown adalah untuk menurunkan tingkat infeksi ke batas yang masih dapat diterima, yakni 50 kasus per 100.000 penduduk. Saat ini, angka itu berada pada rata-rata 179,8.

Angka kematian harian terkait COVID-19 pada Rabu 16 Desember mencatat rekor baru, dengan hampir 1.000 orang meninggal dalam 24 jam terakhir. 


Bersiap Gelar Vaksinasi Massal

Seorang perempuan melakukan tes usap (swab test) COVID-19 di luar kelab malam KitKatClub yang legendaris di Berlin, Jerman, Jumat (4/12/2020). Ditutup selama delapan bulan terakhir karena pembatasan virus corona, kelab malam itu diubah menjadi pusat pengujian Covid-19. (Tobias SCHWARZ/AFP)

Lockdown ketat ini berlaku sampai 10 Januari 2021. Namun kebanyakan pakar dan pengamat kesehatan berpendapat, penerapannya masih harus diperpanjang awal tahun depan.

Lockdown ini akan sedikit diperlonggar selama masa Natal dari 24 sampai 26 Desember 2020, untuk memberi kesempatan kepada keluarga yang ingin merayakannya. Batas maksimal pertemuan pribadi dinaikkan menjadi 9 orang dewasa, anak-anak di bawah 14 tahun tidak ikut dihitung.

Otoritas Jerman kini sudah mempersiapkan ratusan pusat vaksinasi untuk segera beroperasi setelah Badan Medis Eropa menyetujui lisensi vaksin BioNTech-Pfizer untuk digunakan di kawasan Uni Eropa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya