Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proyek Perluasan Bandara Sam Ratulangi Manado

Penyelesaian proyek Bandara Sam Ratulangi Manado ini rencananya dijadwalkan akan selesai pada bulan Maret 2021.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 19 Des 2020, 07:00 WIB
Tercatat hingga 13 Desember 2020, kemajuan perluasan Bandara Sam Ratulangi Manado telah mencapai 78,8 persen.

Liputan6.com, Manado - Proyek perluasan terminal Bandara Sam Ratulangi Manado yang dikelola PT Angkasa Pura I (AP I) masih terus berlangsung. Tercatat hingga 13 Desember 2020, kemajuan perluasan Bandara Sam Ratulangi Manado telah mencapai 78,8 persen. Proyek ini terus digenjot di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di Sulut.

Project Manager Adhi Karya Ugik Sugiarta selaku pelaksana proyek perluasan Bandara Sam Ratulangi Manado menjelaskan, bahwa proyek yang tengah berjalan itu akan meningkatkan kapasitas bandara menjadi dua kali lipat.

Terminal penumpang yang sebelumnya memiliki luas 26.481 meter persegi dengan kapasitas hanya 2,6 juta penumpang per tahun, akan diperluas menjadi 57.296 meter persegi dengan kapasitas 5,7 juta penumpang per tahun. Penyelesaian proyek Bandara Sam Ratulangi Manado ini rencananya dijadwalkan akan selesai pada bulan Maret 2021.

"Tentunya pandemi Covid-19 berdampak pada penyelesaian proyek bandara yang akhirnya terpaksa harus dijadwalkan ulang," ujarnya.

Dia mengatakan, pihaknya harus menyesuaikan dan beradaptasi dengan kondisi saat ini dalam setiap pelaksanaan pekerjaan proyek. Di samping tentunya kendala teknis seperti adanya keterlambatan untuk mendatangkan material, alat, dan uji material akibat adanya kebijakan pembatasan dari negara asal.

"Karena sebagian besar alat dikirimkan langsung dari luar negeri," ungkap Ugik.

General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado Minggus ET Gandeguai berharap pekerjaan proyek perluasan Bandara Sam Ratulangi ini dapat tetap berjalan lancar, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sehingga, Bandara Sam Ratulangi Manado dapat segera menyambut para pengguna jasa dengan konsep baru yang lebih modern namun tetap menonjolkan nuansa daerah dalam ornamen yang ada di bandara.

"Adapun sentuhan daerah akan tampak di berbagai sudut bandara, seperti pada area check in yang memiliki ornamen berupa pohon kelapa. Juga berbagai sudut lainnya yang menampilkan nuansa tradisional berupa batik Tarawesan Pareday dan Bentenan dari Sulut,” ujarnya.

Minggus mengatakan, dalam jangka panjang, potensi pertumbuhan industri pariwisata Sulut diprediksi akan tumbuh cukup tinggi. Oleh karena itu, sejak ground breaking (peletakan batu pertama) pada 9 Maret 2020, pihaknya tetap berupaya terus mengerjakan proyek perluasan bandara ini dengan menerapkan beberapa penyesuaian.

"Sehingga perluasan terminal Bandara Sam Ratulangi Manado ini juga dapat segera mendukung pariwisata daerah dan pengembangan pariwisata Likupang, salah satu destinasi pariwisata super prioritas di Sulut," ujar Minggus.

Simak juga video pilihan berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya