Lestarikan Tari Tradisional, Salsa Bilah Cahyani dapat Penghargaan Difabel Tangguh

Gadis penyandang tuli asal Denpasar, Bali, Salsa Bilah Regita Cahyani mendapatkan penghargaan difabel tangguh dari Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 22 Des 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi penari bali tuli Foto oleh Stijn Dijkstra dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Gadis penyandang tuli asal Denpasar, Bali, Salsa Bilah Regita Cahyani mendapatkan penghargaan difabel tangguh dari Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI).

Penghargaan tersebut ditujukan atas karya-karya Salsa di bidang seni. Dedikasinya dalam melestarikan budaya tari tradisional menjadi pertimbangan PTI untuk memberinya penghargaan.

Sejak kecil, ia memiliki ketertarikan dalam bidang seni tari dan gemar pula merancang busana. Untuk menggapai cita-citanya, gadis berambut panjang ini mengenyam pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI), Bali, dengan mengambil jurusan desain mode.

“Saya juga bergabung dalam grup tari sebagai penari dan penjahit kostum,” kata Salsa melalui juru bahasa isyarat dalam acara penganugerahan penghargaan PTI, Sabtu (19/12/2020).

Baginya, tarian adalah salah satu cara untuk mengekspresikan dirinya. Meski ia tidak dapat mendengarkan musik, namun ia bisa merasakan getaran iramanya.

“Sulit bagi saya untuk memahami bahasa dengar, tapi dengan tarian saya bisa belajar memahami budaya dan ikut melestarikan budaya.”

Simak Video Berikut Ini:


Ingin Jadi Desainer Profesional

Perempuan yang sempat menyabet gelar Putri Tuli Denpasar ini memiliki cita-cita tinggi yaitu menjadi desainer mode profesional.

“Ke depan saya ingin sekali menjadi desainer mode profesional seperti orang-orang dengar lainnya. Karena bagi saya, tuli dan dengar memiliki kemampuan yang sama.”

Ia berharap, pemerintah dapat menyetarakan pendidikan disabilitas di seluruh Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan pertukaran pelajar antara sekolah umum dengan sekolah disabilitas sehingga siswa umum bisa memahami budaya disabilitas dan sebaliknya.

“Karena minimnya pengetahuan saya harap pemerintah memberi wadah khusus mengasah bakat minat kami, sehingga kami cukup memiliki kemampuan untuk bekal hidup masa depan kami.”

“Semangat teman-teman disabilitas, belajar lebih keras untuk masa depan yang baik. Percaya diri, cintai diri, kita mampu, kita sama dengan mereka yang dengar,” tutupnya.


Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya