Pentingnya Praktik Berkelanjutan dalam Pengiriman Makanan di Tengah Pandemi Corona COVID-19

Langkah kecil yang dilakukan demi praktik berkelanjutan dalam pengiriman makanan bisa berdampak besar, termasuk di tengah pandemi corona COVID-19.

oleh Asnida Riani diperbarui 20 Des 2020, 16:00 WIB
Ilustrasi makanan pendamping di kuliner Korea Selatan. (dok. pexels/Vicky Tran)

Liputan6.com, Jakarta - Tak peduli apa sektornya, pandemi corona COVID-19 telah memengaruhi bisnis dengan satu atau lain cara. Industri makanan dan minuman (F&B), khususnya, telah mengalami titik nadir tersendiri, dari berada di ambang penutupan, lambat laju penjualan, hingga perampingan.

Sementara kunjungan langsung telah mengalami ketidakpastian selama berbulan-bulan, pengiriman makanan justru meningkat. Bersamaan dengan itu, melansir laman Women's Weekly Singapore, Sabtu, 19 Desember 2020, sayangnya jumlah sampah plastik juga naik.

Menurut Ujang Solihin Siddik, direktorat pengelolaan sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, akhir September lalu, jumlah sampah di kawasan bisnis, hotel, dan restoran memang menurun.

Namun, sampah rumah tangga meningkat selama pandemi, seiring kebijakan bekerja, belajar, dan berdoa dari rumah. Pemesanan produk makanan secara daring dengan sebagian besar kemasannya memanfaatkan plastik, terutama plastik sekali pakai, jadi salah satu buntutnya.

Tapi, karena COVID-19 telah membawa kebersihan dan sanitasi ke garis depan prioritas, faktor-faktor seperti limbah dan keberlanjutan seolah ditempatkan di urutan kedua. Padahal, akan lebih tepat bila menempatkannya pada kepentingan yang sama.  Platform pengiriman makanan memiliki tanggung jawab untuk berkomitmen mengurangi sampah.

Hal ini diungkap Laura Kantor, direktur pemasaran dan keberlanjutan di foodpanda Singapura, "Perusahaan seperti kami memiliki kesempatan untuk membuat perbedaan terbesar di ruang ini. Kami tak harus menyerahkannya pada orang-orang seperti LSM dan pemerintah."

"Apakah ini menghemat jutaan set peralatan makan di seluruh wilayah atau memperkenalkan pengiriman yang dapat digunakan kembali. Apa yang kami lakukan, pemain lain di industri ini akan selalu mengikuti," sambungnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berkelanjutan Bukan Berarti Tak Nyaman

ilustrasi makanan yang dipesan secara daring/unsplash

Dalam hal pengiriman makanan, keberlanjutan biasanya diterjemahkan jadi membuat pilihan makan yang lebih ramah lingkungan. Bagi pelanggan, itu berarti memesan dari restoran vegetarian atau vegan dan mengurangi asupan daging maupun mengurangi sampah plastik.

Lain kali Anda memesan melalui aplikasi makan pilihan, pertimbangkan untuk tak memilih item sekali pakai, seperti alat makan, yang mungkin sudah dimiliki di rumah. Anda bahkan dapat menggunakan kembali wadah plastik yang diberikan setelah dicuci bersih.

Usai membuat kebiasaan ini menjadi rutinitas, Anda dapat mempertimbangkan untuk membuat penyesuaian lain. Meski setiap langkah kecil penting, ada perubahan gaya hidup tertentu yang akan berdampak besar.

Misal, Anda dapat mempertimbangkan untuk pergi ke restoran secara langsung dengan membawa wadah yang dapat digunakan kembali untuk meminta dibawa pulang. Atau pilih lebih banyak makanan tanpa daging saat memasak atau makan di luar.

Anda juga bisa mengunjungi toko grosir terdekat atau membawa tas sendiri saat berbelanja. Pada akhirnya, menjadi berkelanjutan tak perlu disamakan dengan ketidaknyamanan.


Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari COVID-19

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya