Liputan6.com, London - Setidaknya 10 negara Eropa kompak melarang pendatang dari Inggris karena khawatir penyebaran mutasi COVID-19. Inggris telah melaporkan jenis virus tersebut kepada WHO.
Dilansir AP News, Senin (21/12/2020), Belanda melarang penerbangan dari Inggris setidaknya selama sisa tahun ini. Pemerintah Belanda juga meminta agar warganya tidak traveling kecuali memang perlu.
Baca Juga
Advertisement
Belanda tidak sendirian. Semakin banyak negara Eropa yang mulai membatasi perjalanan dari Inggris.
Menurut laporan France24, ada sembilan negara yang mengambil langkah itu, yakni Belanda, Prancis, Belgia, Jerman, Italia, Ceko, Bulgaria, Swiss, bahkan Irlandia.
The Local Austria turut melaporkan Austria bakal melarang semua penerbangan dari Inggris.
Pelarangan terlama berasal dari Bulgaria yang membatasi kedatangan dari Inggris sampai 31 Januari 2021.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut strain terbaru dari COVID-19 ini 70 persen lebih cepat menyebar dan menjadi dalang penularan di area London dan selatan Inggris. Namun demikian, PM Boris Johnson berkata virus ini belum tentu lebih mematikan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Inggris Batal Longgarkan PSBB
Pelonggaran pembatasan aturan COVID-19 untuk Natal telah dibatalkan untuk seluruh Inggris, Skotlandia dan Wales.
Melansir laman BBC, Minggu 20 Desember 2020, mulai tengah malam, aturan 4 tahap atau yang disebut dengan "Tier 4" akan diperkenalkan di berbagai area termasuk London, Kent, Essex, dan Bedfordshire.
Sementara itu, mereka yang berada di tingkat empat tidak dapat bertemu di dalam ruangan dengan siapa pun yang bukan dari rumah tangga mereka. Di tempat lain di Inggris, Skotlandia, dan Wales, aturan pencampuran dalam ruangan dipotong dari lima hari hingga Hari Natal.
Pengumuman Perdana Menteri Boris Johnson atas hal tersebut juga terjadi setelah para ilmuwan mengungkap temuan varian baru virus corona COVID-19 yang dapat menyebar lebih cepat.
Larangan bepergian ke seluruh Inggris Raya juga akan berlaku selama periode perayaan Natal dan Tahun Baru. Diketahui, Inggris akan melakukan lockdown selama enam minggu mulai tanggal 26 Desember.
Advertisement
Aturan Pembatasan di Inggris
Untuk area yang memberlakukan aturan tahap empat di Inggris, perintah untuk tinggal di rumah telah dikeluarkan, dengan pengecualian bagi mereka yang harus bepergian untuk bekerja atau untuk pendidikan.
Izin pertemuan antar orang akan dibatasi hanya untuk bertemu satu orang di ruang publik terbuka.
Semua ritel non-esensial harus ditutup, bersama dengan penata rambut, bar kuku, gym dalam ruangan, dan fasilitas rekreasi.
Orang-orang di tempat lain akan disarankan untuk tidak bepergian ke area tingkat empat.
Pembatasan akan berlangsung selama dua minggu, dengan tinjauan pertama jatuh tempo pada 30 Desember.
Lokasi Terdampak
Pembatasan tingkat empat - serupa dengan penguncian nasional kedua Inggris - akan berlaku di semua wilayah di Tenggara yang saat ini berada di tingkat tiga, meliputi Kent, Buckinghamshire, Berkshire, Surrey (tidak termasuk Waverley), Gosport, Havant, Portsmouth, Rother, dan Hastings.
Aturan ini juga akan berlaku di London (semua 32 borough dan Kota London) dan Inggris Timur (Bedford, Central Bedford, Milton Keynes, Luton, Peterborough, Hertfordshire, Essex (tidak termasuk Colchester, Uttlesford dan Tendring).
Di Skotlandia, pembatasan COVID-19 hanya akan dilonggarkan pada Hari Natal, dengan daratan Skotlandia ditempatkan di bawah pembatasan paling ketat dari Boxing Day yang dirayakan pada 26 Desember.
Menguraikan perubahan tersebut, Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan dia berharap dia bertindak lebih cepat untuk mengekang virus pada bulan Februari, sambil menambahkan: "Berdiri di sini, mengatakan ini sebenarnya membuat saya ingin menangis."
Di Wales, Menteri Mark Drakeford mengumumkan bahwa negara itu akan lockdown mulai tengah malam.
Advertisement