Cek Fakta: Hoaks Wanita Myanmar Menjadi Anjing karena Durhaka kepada Ibunya

Disebutkan dalam video ada seorang wanita asal Myanmar berubah menjadi anjing karena durhaka sama ibunya.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 21 Des 2020, 12:00 WIB
Hoaks wanita menjadi anjing karena durhaka sama ibunya. (Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video sedang viral di Myanmar. Disebutkan dalam video ada seorang wanita berubah menjadi anjing karena durhaka sama ibunya.

Akun Facebook atas nama Dua Pertandingan Cinta mengunggah video dengan klaim wanita berubah menjadi anjing karena durhaka sama ibunya pada 14 Desember 2020. Video itu menjadi viral setelah disaksikan hampir 200 ribu kali.

Dalam unggahan video berdurasi 6 menit 14 detik tersebut, ada sosok yang diklaim sebagai anjing jelmaan seorang wanita. Video tersebut juga terdapat narasi yang menjelaskan tentang klaim tersebut.

Begini narasinya:

"Ini terjadi di Labutta (kota di Myanmar). Kisah nyata seorang wanita yang berubah dari manusia menjadi seekor anjing.

Namanya Ma Khin Hla dan usianya sekitar 16-17 tahun. Dia adalah seorang gadis Buddhis muda dengan karakter yang sangat liar dan kasar. Dia adalah anak tunggal tetapi tidak menghormati orang tuanya. Dia selalu meneriaki orang tuanya. Karena itu, dia menghadapi peristiwa yang sangat tragis dalam hidupnya.

Dia mengeluh kepada orangtuanya karena tidak memasak makan malamnya ketika mereka pulang dari biara setelah berpuasa. Dia menyebut ibunya 'jalang'. Kemudian dia pingsan. Ketika dia sadar, dia tidak lagi hidup sebagai manusia, tetapi sebagai seekor anjing. Meskipun manusia, dia bersandar pada posisi merangkak seperti anjing."

Di akhir video, sang narator menyebut kejadian ini terjadi pada tahun 2002.

Lalu, benarkah klaim yang menyebut wanita berubah menjadi anjing karena durhaka sama ibunya terjadi di Myanmar pada 2002?

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Untuk meneluri klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com membuat tangkapan layar berupa gambar anjing yang berada di video tersebut. Kemudian, tangkapan layar itu ditelusuri menggunakan pencarian gambar terbalik, Google Image.

Sesuai hasil penelusuran, foto tersebut ditemukan di situs CBC dalam artikel berjudul: "Art installation explores curious and complex relationship between humans and animals". Artikel ini dipublikasikan pada 26 September 2018.

Rupanya, gambar anjing dalam klaim wanita Myanmar dikutuk menjadi anjing oleh ibunya merupakan bagian dari Vancouver Biennale, beberapa patung hewan hibrida yang dibuat oleh seniman Australia, Patricia Piccinini.

Perhatikan gambar di bawah ini:

 

Tangkapan layar yang diklaim sebagai wanita berubah menjadi anjing karena dikutuk ibunya (kiri) dan foto dari hasil karya seni seniman Australia, Patricia Piccinini yang ditemukan di situs CBC (kanan).

Hasil penelusuran juga mengarahkan ke situs AFP Fact Check dengan artikel berjudul: "This image shows an art installation by an Australian artist". Dalam artikelnya, AFP Fact Check mengambil penjelasan dari manajer Piccinini, Roger Moll.

Roger Moll memastikan kalau foto anjing yang beredar di Myanmar itu milik Piccinini. Disebutkan oleh Roger Moll, agennya sangat marah karena karya pribadi berjudul 'The Young Family' dijadikan bahan untuk penipuan.

"Patricia tidak mendukung penggunaan foto-foto karyanya yang tidak sah, terutama dalam jenis penipuan konyol ini," kata Moll kepada AFP Fact Check melalui email pada 17 Desember 2020.

 

 


Kesimpulan

banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Video dengan klaim wanita di Myanmar dikutuk menjadi anjing karena durhaka sama ibunya adalah hoaks. Klaim ini termasuk dalam kategori palsu.

Faktanya, foto anjing yang berada diklaim tersebut merupakan karya seni dari seniman asal Austalia, Patricia Piccinini.


Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya