Pemerintah Australia Meragukan Klaim Strain Baru Virus Corona di Inggris Lebih Menular

Meskipun ada beberapa bukti yang menunjukkan varian Virus Corona di Inggris lebih menular tapi buktinya masih belum cukup.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 22 Des 2020, 09:22 WIB
Area makan di Sydney Opera House ditutup di Sydney, Australia, pada 1 September 2020. Sektor pariwisata di Australia terdampak parah oleh pandemi COVID-19. (Xinhua/Hu Jingchen)

Liputan6.com, Canberra - Meski isu strain baru Virus Corona penyebab COVID-19 di Inggris terus menjadi kekhawatiran sejumlah negara, Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan bahwa negaranya tidak akan melarang penerbangan dari United Kingdom.

Menurut Hunt, sistem karantina hotel Australia mulai diberlakukan pada kedatangan internasional. Mereka yang masuk Australia akan menjalani karantina wajib yang dipantau selama 14 hari di hotel-hotel khusus. 

Kepala petugas medis Australia, Prof Paul Kelly, mengatakan bahwa strain baru Virus Corona di Inggris, yang dikenal sebagai mutasi N501Y muncul karena berbagai faktor.

Pertama, memang pada dasarnya Virus Corona dapat bermutasi. Lalu juga karena orang yang telah berpindah-pindah sejak lockdown diberlakukan. 

Selain itu juga, menurutnya ditambah faktor bahwa di sana sedang musim dingin (disebutkan sebelumnya dalam sebuah jurnal bahwa strain baru Virus Corona bertahan lebih lama di suhu yang lembab dan dingin).

Seorang dokter kesehatan masyarakat dan ahli epidemiologi penyakit menular di University of Queensland, Prof Linda Selvey, mengatakan sistem karantina belum terbukti 100 persen menghentikan penularan Virus Corona, tapi setidaknya peraturan ini masih melindungi masyarakat.

"Selain itu, sangat mungkin bahwa varian tersebut telah menyebar lebih jauh dari Inggris, terutama karena negara lain tidak melakukan sekuensing (mengurutkan) genom dalam jumlah yang sama seperti di Inggris," kata Linda seperti dikutip the Guardian.

Selvey setuju bahwa meskipun ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa varian baru Virus Corona di Inggris lebih menular daripada jenis lain, buktinya masih belum cukup.

“Perlu dicatat bahwa di Inggris, dan London khususnya, hanya ada sedikit pembatasan pada pergerakan orang-orang meskipun memiliki insiden COVID-19 yang tinggi. Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui apakah virus itu lebih menular atau apakah berkaitan dengan perilaku individu,” katanya.

Namun mengingat Inggris telah memberlakukan vaksinasi terhadap petugas layanan kesehatan dengan vaksin Pfizer dengan tingginya insiden kasus di negara itu maka mungkin dalam beberapa bulan kita bisa mengetahui apakah vaksin tersebut efektif atau tidak terhadap varian Virus Corona tersebut, kata Selvey.

“Tidak diragukan pejabat kesehatan masyarakat akan mengawasi ini dengan cermat. Jika ternyata vaksin tersebut tidak seefektif melawan jenis virus lainnya, vaksin Pfizer seharusnya dapat dimodifikasi dengan cukup mudah, mengingat vaksin tersebut melibatkan transfer informasi genetik yang dikenal sebagai mRNA," ujarnya.

Selain pentingnya peran vaksin dalam mengatasi wabah Virus Corona, tetap, perlindungan terbaik yaitu terus menjalankan jaga jarak sosial, memakai masker di tempat ramai dan menjaga kebersihan tangan, katanya.

 

Simak Video Berikut Ini:


Bukti belum kuat

Foto yang diabadikan pada 4 April 2020 ini menunjukkan pesan yang meminta warga untuk tetap di rumah selama pandemi virus corona Covid-19 di Fairlight, Sydney, Australia. (Xinhua/Bai Xuefei)

Wakil menteri kesehatan Victoria, Prof. Allen Cheng, mengatakan varian virus corona baru di Inggris belum jelas apakah benar-benar lebih menular. Menurutnya, itu tampak menyebar lebih cepat karena berbagai alasan. Misalnya karena strain virus tersebut menyebar di bagian negara dengan pembatasan yang kurang ketat atau kurang ditaati.

Cheng mengatakan juga, tidak jelas apakah mutasi N501Y akan berdampak pada kemanjuran vaksin. Semua vaksin menargetkan spike protein virus, dan Cheng mengatakan mutasi memang mempengaruhi tempat binding (pengikatan) spike protein. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat bagaimana itu memengaruhi sistem kekebalan dalam mengenali virus setelah diimunisasi.

“Satu hal yang harus diwaspadai adalah jika orang yang sebelumnya terinfeksi kembali terinfeksi jenis ini. Saya belum melihat laporan apa pun tentang ini,” katanya.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan tidak ada "bukti" strain tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian yang lebih tinggi. Namun tampaknya penyakitnya menular lebih mudah secara signifikan. Hal ini mendorong beberapa negara: Eropa, termasuk Irlandia, Italia, Prancis, Jerman, Belgia dan Belanda melarang penerbangan dari Inggris.


Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris.

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya