Orangtua Anak Disabilitas Perlu Jaga Pikiran Tetap Prima, Begini Caranya

Rasa lelah yang luar biasa dapat dirasakan setiap orangtua yang bekerja sekaligus harus merawat anak dengan disabilitas. Dalam hal ini, orangtua perlu memiliki kemampuan jaga pikiran agar tetap prima.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 23 Des 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi orangtua anak disabilitas Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Rasa lelah yang luar biasa dapat dirasakan setiap orangtua yang bekerja sekaligus harus merawat anak dengan disabilitas. Dalam hal ini, orangtua perlu memiliki kemampuan jaga pikiran agar tetap prima.

Menurut penulis sekaligus ibu dari anak disabilitas, Grace Melia, salah satu cara menjaga pikiran agar tetap bisa menjalankan kehidupan sehari-hari dengan baik adalah me time atau menikmati waktu sendiri.

“Untuk orangtua dengan anak lebih dari satu dan pekerjaan yang menyita waktu mungkin lebih susah dari orang lain tapi sebagai manusia kita tidak boleh lupa bahwa kita diberi waktu yang sama,” ujar Grace dalam webinar Konekin ditulis Selasa (22/12/2020).

Salah satu cara menikmati waktu adalah dengan tidur 10 sampai 15 menit lebih malam atau bagun 10 sampai 15 menit lebih pagi. Cara ini bukan berarti untuk menunda-nunda pekerjaan namun untuk memberi waktu pada diri sendiri agar dapat melakukan hal yang disukai.

Menikmati waktu 10 sampai 15 menit ini dapat dilakukan dengan bercocok tanam, ngeteh, ngopi, intinya memberi waktu untuk mendengar dan mengakomodasi kebutuhan diri sendiri sebagai manusia.

Simak Video Berikut Ini:


Mengenal Kemampuan Diri

Dalam menjaga pikiran agar tetap prima, orangtua dengan anak disabilitas juga perlu mengetahui apa yang mampu dikontrol dan apa saja yang di luar kendali.

Grace mengenalkan sebuah metode untuk mengetahui apa saja yang dapat dikontrol dan apa saja yang tidak. Metode tersebut dilakukan dengan menggambar telapak tangan di kertas kemudian menuliskan berbagai hal.

Hal-hal yang dapat dikontrol dituliskan di dalam gambar telapak tangan tersebut dan hal yang tidak dapat dikontrol dapat dituliskan di luar telapak tangan.

Contoh hal yang dapat dikontrol adalah cara agar tidak mudah lelah ketika mengurus anak. Sedang, contoh kekhawatiran yang tidak dapat dikontrol adalah kekhawatiran tentang masa depan anak jika orangtua sudah meninggal.

“Kita harus bisa membedakan, mana kekhawatiran yang ada di luar kuasa manusia dan mana yang masih bisa kita bantu untuk perbaiki,” pungkasnya.


Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya