Liputan6.com, Ottawa- Provinsi terpadat di Kanada, Ontario, akan memberlakukan kebijakan lockdown baru mulai 26 Desember mendatang untuk 14 juta penduduknya.
"Jangan sampai lengah, ribuan nyawa dipertaruhkan sekarang. Jika kita gagal mengambil tindakan sekarang, konsekuensinya bisa menjadi bencana besar," kata Premier Ontario, Doug Ford seperti dikutip dari AFP, Selasa (22/12/2020).
Advertisement
Ford juga mengatakan bahwa lockdown akan berlangsung selama 28 hari di bagian selatan provinsi itu dan 14 hari di wilayah utara yang berpenduduk sedikit.
Pembatasan baru tersebut melarang pertemuan tertutup pribadi di luar lingkungan keluarga.
Selain itu, restoran dan bisnis non-esensial pun hanya akan buka untuk pesanan yang dibawa pulang.
Ford juga menghimbau semua warga Ontario untuk tetap berada di rumah mereka dan hanya keluar jika benar-benar diperlukan.
"Saya ingin memulai dengan memberi Anda penilaian jujur tentang posisi kami hari ini di Ontario. Kita melihat pemodelan pagi ini bahwa angka kasus COVID-19 kita terus meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan," ungkapnya,
"Sayangnya, meskipun ada pembatasan, kami telah melihat semakin banyak orang yang melakukan perjalanan antar wilayah di Ontario," jelas Ford.
Ditambahkannya juga, bahwa "kapasitas rumah sakit juga semakin penuh setiap harinya".
Diketahui bahwa Toronto, yang merupakan kota terbesar di Kanada, telah diisolasi selama hampir sebulan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Ontario Mencatat Lebih Dari 158.000 Kasus COVID-19
Dengan pengumuman itu, hampir dua pertiga warga Kanada akan diisolasi penuh atau sebagian.
Sementara Quebec, yang merupakan provinsi terpadat kedua di Kanada, telah memberlakukan langkah serupa hingga 11 Januari 2021.
Per 21 Desember, Kanada telah mencatat lebih dari setengah juta kasus dan hampir 14.300 kematian akibat Virus Corona COVID-19 sejak awal pandemi.
Di Ontario sendiri, provinsi kedua yang paling terpengaruh oleh pandemi COVID-19 setelah Quebec, telah mencatat lebih dari 158.000 kasus dan sekitar 4.200 kematian akibat COVID-19.
Kanada telah mulai memvaksinasi warganya yang dalam kategori berisiko tinggi - termasuk pekerja medis garis depan dan penghuni serta staf fasilitas perawatan panti jompo- pada 14 Desember, dengan pasokan vaksin buatan Pfizer-BioNTech yang stoknya relatif terbatas.
Selain itu, Ottawa juga mengumumkan akan menghentikan masuknya penerbangan penumpang dari Inggris selama 72 jam, menjadikan Kanada termasuk di deretan negara yang mengambil tanggapan atas munculnya varian baru Virus Corona di Inggris.
Advertisement