Menko Airlangga Sebut Ekspor Indonesia Mulai Pulih, Ini Buktinya

Perpanjangan GSP dari Amerika Serikat bisa meningkatkan ekspor Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Des 2020, 11:10 WIB
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - United States Trade Representative (USTR) Amerika Serikat (AS) secara resmi telah mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia.

Sehubungan dengan itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat hal ini sebagai peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor. “Kita kembali dapatkan fasilitas GSP dari AS, tentu ini akan mendorong kinerja ekspor,” kata dia dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2021, Selasa (22/12/2020).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memaparkan peluang ekspor dengan ditandatanganinya sejumlah kerjasama internasional. Diantaranya perjanjian regional comprehensive Economic Partnership (RCEP) secara luas oleh seluruh negara ASEAN dan 5 mitra dagang besar.

Demikian pula kerjasama Indonesia-EFTA di Eropa, CEPA-Australia, CEPA- Indonesia-Korea. Serta terkait dengan perpanjangan di GSP akan ditingkatkan menjadi Limited Trade Agreement (LTA)

“Kerjasama kerjasama ini mendorong kinerja ekspor dan memperbaiki posisi Indonesia di dalam global value chain. Ini ditandai di bulan Desember ini kita mendapatkan persoalan, yaitu sulitnya mendapatkan kontainer atau harga kontainer yang naik 20 sampai 30 persen,” kata Menko.

Kelangkaan kontainer ini, kata Menko, menunjukkan lonjakan ekspor. Artinya, ini menjadi salah satu tanda bahwa Ekspor Indonesia sudah mulai pulih.

“Optimisme untuk memanfaatkan peluang tersebut tentu Pemerintah perlu menyusun berbagai kebijakan dan strategi dan seluruh pemangku kepentingan,” pungkas Menko Airlangga.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pelabuhan Patimban Ekspor Perdana 140 Unit Mobil ke Brunei Darussalam

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meresmikan ekspor perdana di Pelabuhan Internasional Patimban Subang, Jawa Barat. Sebanyak 140 unit mobil merek Toyota, Daihatsu, Suzuki masuk ke kapal dengan tujuan Brunei Darussalam.

“Pada operasi perdana ini akan dilakukan ekspor perdana dari pelabuhan Patimban sebanyak 140 unit mobil yaitu Toyota, Daihatsu, Suzuki dengan Kapal Genpei Shizuka Express milik PT Koyo Puji Shipping dengan tujuan Brunei Darussalam,” kata Menhub Budi Karya dalam soft launching Pelabuhan Patimban, Minggu (20/12/2020).

Menhub menjelaskan, Pelabuhan Patimban merupakan proyek strategis nasional yang pembangunannya dilaksanakan melalui pendanaan oleh Official development assistance (ODA) dari pemerintah Jepang.

“Pembangunan tahap pertama meliputi area terminal, seaworld, jalan akses, jembatan penghubung, dan terminal kendaraan 25 hektare, tahap ke-2 di tahun 2021-2024 akan terbangun sebanyak kurang lebih 66 hektare dan tambahan untuk car terminal sebanyak 600 CBU,” ujarnya.

Selanjutnya tahun 2024-2025 pengumuman peti kemas dengan kapasitas kumulatif dari car sebanyak 5,5 juta TEUs, dan tahap akhir 2026-2027 berupa terminal dengan optimal atau kumulasi sebanyak 7,5 TEUs dan 600 ribu CBU.

Pada tanggal 3 Desember 2020 telah dilaksanakan uji coba operasional Pelabuhan Patimban yang menggunakan Kapal Ostina. Ke depan, pelabuhan tahap ketiga akan disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu, biaya logistik nasional di area ini juga akan ada Pertamina yang akan melakukan pembangunan energi dukungan bagi Pelabuhan Patimban dan sekitarnya,” katanya.

Pelabuhan Patimban terkoneksi dengan jalan tol dan jalan kereta api. Diharapkan dengan koneksi ini akan meningkatkan potensi pembangunan 10 kawasan industri prioritas di sepanjang koridor utara Jawa sehingga perekonomian meningkat dan memberikan manfaat yang luas pada masyarakat.

“Dalam perkembangan pembangunan ini kami juga membangun suatu rangkaian kegiatan sosial agar masyarakat turut merasakan kemajuan Pelabuhan Patimban, kegiatan itu terdiri dari pelatihan kewirausahaan, pelatihan pemberdayaan masyarakat, pemberian program keahlian bagi nelayan diikuti dengan pemberian kapal nelayan melalui koperasi,” pungkasnya. 


Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona

Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya