Liputan6.com, Bandung - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Barat menyatakan sebanyak 1.847 perawat di Jawa Barat positif COVID-19 dan 22 orang di antaranya meninggal dunia. Angka itu merupakan jumlah akumulasi sejak pandemi Virus Corona terjadi di Indonesia hingga 19 Desember 2020.
Menurut Ketua PPNI Jawa Barat, Wawan Hernawan, kondisi ini dianggap memprihatinkan meski para perawat ini bekerja sesuai dengan standar protokol kesehatan COVID-19.
Advertisement
Oleh sebab itu, Wawan meminta seluruh kelompok masyarakat agar turut serta dalam penanganan pandemi Corona dengan cara mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak (3M).
“Semakin banyak korbannya yang meninggal dan masih muda. Biasanya kalau sekarang yang terpapar COVID-19, ada riwayat kontak langsung dengan pasien,” ujar Wawan saat dihubungi Health Liputan6.com di Bandung pada Selasa, 22 Desember 2020.
Wawan, mengatakan, dari 76 ribu orang perawat di Jawa Barat, sebanyak 27 ribu orang merupakan perawat relawan COVID-19 yang tersebar di 27 kabupaten dan kota.
Simak Video Berikut Ini
Tugas Perawat di Masa Pandemi COVID-19
Dia menjelaskan bahwa peran perawat dan masyarakat ini penting tentang bagaimana kita semua berkontribusi dalam pencegahan COVID-19
Wawan pun berharap seluruh kelompok masyarakat bisa ikut terlibat dan mendukung program pemerintah dalam mencegah penularan Virus Corona melalui penerapan protokol kesehatan COVID-19 dengan baik dan benar.
“Karena selain ada yang terpapar akibat kontak langsung dengan pasien, ada juga perawat yang terkonfirmasi karena klaster keluarga. Hal ini yang enggak bisa terdeteksi,” kata Wawan.
Otoritasnya berharap kepada pemerintah bisa memberikan perhatian khusus terhadap para perawat relawan dan dokter yang berjibaku menangani pasien COVID-19.
Mereka, kata Wawan, telah berkorban energi dan waktu, termasuk meninggalkan keluarga di masa pandemi Corona.
Namun, Wawan tetap mengajak seluruh perawat di Jawa Barat terus bersemangat dalam melayani masyarakat. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
“Meski sudah melaksanakan protokol kesehatan serta adanya perlindungan petugas medis di rumah sakit, namun enggak ada yang pasti apakah terhindar atau tertular. Kita enggak bisa melakukan penelitian soal itu,” Wawan menekankan/
Advertisement