Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja merombak (reshuffle) susunan kabinet Indonesia Maju. Ada enam posisi menteri yang dirombak oleh Jokowi.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, susunan menteri terbaru ini cukup unik. Yang paling menjadi sorotannya yakni menteri kesehatan yang diisi oleh Budi Gunadi Sadikin (BGS), mengganitikan Terawan Agus Putranto.
Advertisement
Bhima menilai, BGS tidak memiliki latar belakang sebagai profesional di bidang kesehatan, melainkan profesional dalam bidang ekonomi.
“Apakah ini karena Jokowi ingin menjadikan kesehatan nomor dua dan persoalannya diselesaikan secara ekonomi. Atau karena ada ketidakpercayaan terhadap seluruh jajaran Kemenkes, termasuk dirjen, staf dan gugus tugas terkait penanganan covid-19 yang dinilai lambat,” kata Bhima kepada Liputan6.com, Selasa (22/12/2020).
Lebih lanjut, Bhima mempertanyakan apakah tidak ada kalangan profesional lainnya yang lebih kompeten dan menguasai bidang kesehatan. Sehingga nantinya kebijakan yang dihasilkan bisa lebih terukur dan selaras dari data di sektor kesehatan.
“(Kalau diserahkan kepada pebisnis) jangan-jangan nanti perhitungannya adalah untung rugi bisnis,” kata Bhima.
Sementara, untuk posisi menteri perdagangan yang diisi M Luthfi, menggantikan Agus Suparmanto, Bhima menilai ini sudah cukup tepat. Mengingat LUtfi juga pernah menjabat sebagai menteri perdagangan pada 20154 lalu dalam kabinet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
“Menteri perdagangan ini saya kira sosok yang memiliki kompetensi. Kalau Pak Lutfi ini jaringan bisnisnya juga cukup luas. Sebelumnya Juga pernah jadi menteri perdagangan. Sehingga bisa langsung tune in. Tidak perlu banyak penyesuaian lagi di pos menteri perdagangan. Jadi menurut saya ini sosok yang tepat kalau yang Pak Lutfi ini,” ujar Bhima.
Sedangkan untuk beberapa posisi lainnya, Bhima menilai penunjukkannya cenderung untuk mengakomodir keperluan politik. Seperti menteri sosial yang diisi Tri Rismaharini dari PDIP, menggantikan Juliari Batubara. Kemudian menteri pariwisata dan ekonomi kreatif yang diisi Sandiaga Uno dari Gerindra, menggantikan Wishnutama.
“Jadi intinya ada beberapa pos yang langsung tune-in seperti menteri perdagangan. Tapi ada juga pos yang perlu mempelajari pola birokrasi di kementerian karena sebelumnya belum pernah di posisi jabatan publik sebagai menteri,” pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Budi Gunadi Sadikin Jadi Menkes, Bagaimana Posisi Wamen BUMN I?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle kabinet, Selasa (22/12/2020) sore ini. Dalam penunjukkan menteri-menteri baru, Jokowi mengangkat Wakil Menteri BUMN I sekaligus Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (Satgas PEN) Budi Gunadi Sadikin menjadi Menteri Kesehatan.
Budi menggeser Terawan Agus Putranto yang lebih dulu menjabat sebagai Menkes. Selama menjabat sebagai Wamen BUMN I, Budi ditugaskan di klaster industri migas, dan energi; klaster industri minerba; klaster industri perkebunan dan kehutanan; klaster industri farmasi dan kesehatan; serta klaster industri pertahanan, manufaktur, dan industri lainnya.
Lantas dengan didapuknya Budi sebagai Menkes, bagaimana posisi Wamen BUMN I saat ini?
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, pengisian posisi Wamen BUMN I yang kosong tentunya tetap menunggu arahan dari Presiden Joko Widodo.
"Wamen BUMN setelah Pak Budi, ya, diserahkan kepada Pak Jokowi memutuskan karena itu kewenangan Pak Jokowi. Apakah nanti siapapun orangnya semua kewenangan Pak Jokowi," jelas Arya kepada wartawan, Selasa (22/12/2020).
Yang jelas, pihaknya akan terus mendukung siapapun yang ditunjuk Jokowi untuk mengisi posisi tersebut.
"Kita kan mendukung apapun keputusan Pak Jokowi," tandasnya singkat.
Sebagai informasi, Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN. Ia juga tercatat pernah menduduki Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri serta Dirut PT Asahan Aluminium.
Budi Gunadi Sadikin dikenal sebagai seorang pengusaha. Dia meraih gelar sarjana di Bidang Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1988, Sertifikasi sebagai Chartered Financial Consultant (CHFC) dan Chartered Life Underwriter (CLU) dari Singapore Insurance Institute (2004).
Budi Gunadi Sadikin juga sempat menjadi Staf Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik, Tokyo, Jepang (1988–1994), General Manager Electronic Banking - Chief GM Jakarta - Chief GM HR PT Bank Bali Tbk (1994–1999), dan Senior VP Consumer dan Commercial Banking ABN Amro Bank Indonesia & Malaysia (1999–2004).
Advertisement