Prancis Buka Kembali Perbatasan dengan Inggris untuk Pelancong Negatif COVID-19

Prancis bakal membuka perbatasannya dengan Inggris. Begini regulasinya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Des 2020, 10:33 WIB
Seorang pria memakai masker saat berjalan di Alun-Alun Trocadero, Paris, Prancis, Jumat (24/4/2020). Prancis menempati posisi keempat sebagai negara dengan kasus infeksi virus corona COVID-19 terbesar di dunia yaitu 165.962 positif dengan 46.293 orang sembuh. (AP Photo/Michel Euler, FILE)

Liputan6.com, Paris- Prancis akan membuka kembali perbatasannya untuk pelancong dari Inggris per Rabu 23 Desember 2020 waktu setempat. Dengan syarat hasil tesnya negatif COVID-19.

Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (23/12/2020), langkah tersebut mengakhiri blokade yang dimaksudkan untuk menghentikan penyebaran varian baru Virus Corona di Inggris.  Kendati demikian ribuan truk tertahan masuk sebelum Natal.

Diketahui bahwa sebagian besar negara di dunia sedang menutup perbatasannya dengan Inggris, setelah varian baru COVID-19 yang bermutasi secara signifikan dan lebih menular ditemukan di negara tersebut. 

Sementara itu, antrean truk dan stok makanan di supermarket yang kian menipis beberapa hari jelang Natal, membuat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson segera meminta Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mencabut larangan pengiriman dari Inggris.

Per Selasa malam (23 Desember) waaktu setempat, kesepakatan dicapai dengan Prancis yang akan mengizinkan warganya dan warga Uni Eropa lainnya melakukan perjalanan pulang, dengan syarat memiliki hasil tes COVID-19 negatif dalam kurun waktu 72 jam.

Sementara itu, Inggris mengatakan bahwa pihaknya akan mulai memfasilitasi pengujian COVID-19 di beberapa lokasi pada Rabu 23 Desember, namun memperingatkan bahwa langkah itu akan memakan waktu.

"Kami akan memastikan bahwa besok kami akan memfasilitasi tes," kata Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps.

"Ini akan memakan waktu dua atau tiga hari sampai semuanya beres," lanjutnya. 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:


Larangan Perjalanan yang Tidak Mendesak

Seorang perempuan yang memakai masker berjalan melewati sebuah restoran yang tutup di Saint Germain en Laye, barat Paris, Rabu (18/11/2020). Prancis telah melampaui 2 juta kasus virus corona COVID-19 yang dikonfirmasi, total tertinggi keempat di dunia. (AP Photo/Michel Euler)

Sebelumnya, pengemudi truk angkut diberitahu untuk tidak melakukan perjalanan ke wilayah Kent di mana jalur kereta api dan feri paling sering dilintasi. 

Komisi Eropa juga sebelumnya mengumumkan larangan pada perjalanan yang tidak mendesak ke dan dari Inggris. 

Namun mengatakan bahwa orang yang hendak pulang dari Inggris harus diizinkan untuk kembali ke negara asalnya, dengan syarat memiliki hasil tes COVID-19 atau karantina selama 10 hari.

Tetapi dengan pengendalian perbatasan yang diatur oleh kebijakan nasional, setiap negara Uni Eropa dapat menetapkan aturannya sendiri.

Shapps mengungkapkan bahwa Prancis telah setuju untuk menerima hasil tes COVID-19 "lateral" yang telah digunakan dalam program pengujian massal lainnya.

Hasil dari tes itu, pada biasanya akan keluar hanya dalam kurun waktu satu jam. 

Penemuan varian baru Virus Corona di Inggris terjadi hanya beberapa bulan sebelum vaksin didistribusikan secara luas. 

Sementara itu, disebutkan oleh para ilmuan bahwa tidak adanya bukti bahwa vaksin yang saat ini sedang digunakan di Inggris - dibuat oleh Pfizer dan BioNTech - atau suntikan COVID-19 lainnya yang sedang dikembangkan tidak akan melindungi terhadap varian baru virus tersebut, yang dikenal sebagai jenis B.1.1.7.


Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya