Liputan6.com, Jakarta - Wishnutama Kusubandio diberhentikan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) setelah 1 tahun 2 bulan menjabat. Posisinya digantikan oleh Sandiaga Uno yang merupakan calon wakil presiden yang menantang pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019 lalu.
Acara serah terima jabatan yang menandai peralihan kekuasaan resmi dari Wishnutama kepada Menparekraf baru digelar pada Rabu (23/12/2020). Dalam kesempatan itu, ia memulai pidato terakhirnya sebagai Menparekraf dengan mengucapkan terima kasih kepada jajaran kementerian yang dipimpinnya.
Baca Juga
Advertisement
"Setahun terakhir ini menghadapi pandemi yang sangat berat sekali. Ini juga akan menjadi tantangan luar biasa buat Bang Sandi ke depan," kata Tama.
Ia mengakui banyak rencana yang disusun gagal dieksekusi di lapangan karena situasi tak menentu sebagai imbas pandemi Covid-19. Ia mengklaim selalu berusaha mencari solusi agar pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif bisa bertahan selama masa yang tidak pasti tersebut.
"Banyak yang menaruh harapan, jutaan orang bergantung di sektor ini, sektor pariwisata sekitar 13 juta orang, ekonomi kreatif hampir 20 juta pekerja," kata Wishnutama.
Ia berharap Sandiaga Uno bisa mengatasi masalah sehingga kedua sektor yang menjadi tumpuan perekonomian Indonesia bisa bangkit kembali. "Dan tentunya jauh lebih baik dari sebelumnya," ucapnya.
Ia pun menutup pidato tersebut dengan membacakan puisi. Tama menyebut puisi tersebut merupakan karya sastrawan Ramadhan KH yang sempat dibacakan di rapat terakhir bersama jajaran kementerian oleh Ricky Pesik, staf khusus menteri bidang digital dan industri kreatif.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Isi Puisi
Puisi yang dibacakan oleh Wishnutama cukup pendek tetapi maknanya mendalam. Bait-bait puisi tersebut bahkan dipajang dalam prasasti di dinding Hotel Indonesia, yang terinspirasi dari filosofi Presiden ke-1 RI, Sukarno.
Mega mega yang disentuh pudar, karena keagungan kerja
Badai-badai yang ditentang nyisih, karena keagungan jiwa
Tiadalah kebahagiaan sebesar Kebahagiaan selesai kerja
Tiadalah kelapangan sebesar Kelapangan kemenangan jiwa
Dan semua pengabdian
Diuntukkan bagi keagungan bangsa
Dan semua kelelahan
Diuntukkan bagi kemuliaan manusia
Baca Juga
Mengintip Ratusan Mainan Artistik Unik di Hong Kong Art Toy Story 2024 Jakarta, Buka Peluang Kolaborasi dengan Seniman Lokal
Garin Nugroho Rilis Film Bisu Berlatar Budaya Bali, Suara Gamelan dan Musik Elektronik Bakal Diputarkan Langsung Selama Ditonton
Saat 100 Perempuan Penari Bergerak Serempak Menarikan 38 Tarian Nusantara di Festival Art ChipelaGong
Advertisement