PAM Jaya Sebut DKI Jakarta Ketergantungan Air Baku di Wilayah Lain

Kata dia, sebagian besar sumber air yang dibutuhkan Jakarta berasal dari Provinsi Jawa Barat dan Banten.

oleh Ika Defianti diperbarui 23 Des 2020, 17:33 WIB
Warga mengambil air minum gratis saat run for water di CFD, Jakarta, Minggu (25/3). Run For Water kolaborasi PAM Jaya, Palyja, dan Aetra mengkampanyekan Hari Air Dunia 2018 mengajak masyarakat ayo peduli air Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo, menyatakan DKI Jakarta mengalami ketergantungan air baku maupun curah dari daerah lain hingga lebih dari 90 persen.

Kata dia, sebagian besar sumber air yang dibutuhkan Jakarta berasal dari Provinsi Jawa Barat dan Banten.

"Sebagian besar berasal dari luar Jakarta dari Waduk Jatiluhur 82 persen, internal Jakarta hanya 6 persen, kemudian di Tangerang 12 persen," kata Priyatno dalam diskusi virtual, Rabu (23/12/2020).

Karena hal itu, PAM Jaya akan melakukan upaya pemanfaatan air di Ibu Kota meskipun berkapasitas kecil. Kata Bambang, upaya tersebut dilakukan dengan membangun sistem penyediaan air minum (SPAM) di sejumlah lokasi.

Lanjut Bambang, nantinya kegiatan tersebut akan dikembangkan bersama Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI agar mendapatkan air bersih atau curah di Jakarta.

"Secara kapasitas, kita punya 20.027,5 liter per second (lps) dengan panjang pipa 11.916 kilometer. Sementara itu, total pelanggan PAM Jaya per Oktober 2020 sebanyak 888.342 pelanggan, coverage kita masih di angka 65 persen," ucapnya.

 


Tambah Pasokan Air Baku

Petugas memeriksa proses penyaringan air milik PT Palyja di Instalasi Pengolahan Air (IPA), Jakarta, Rabu (29/8). Memasuki musim kemarau yang mengakibatkan adanya penurunan debit air di salah satu sumber air baku. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain itu, PAM Jaya akan melakukan inisiatif strategis untuk meningkatkan cakupan pelanggan hingga 100 persen di Ibu Kota.

"Yang pertama, kita bisa menambah pasokan air baku kita dengan menambah water treatment plan (WTP). Pertama adalah SPAM Ciliwung 200 lps, SPAM Hutan Kota 500 lps sudah selesai, SPAM Pesanggrahan 750 lps, uprating di Buaran 3, kita punya lahan di Buaran yang kita bisa manfaatkan agar kita bisa membangun sampai 3000 lps," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya