Liputan6.com, Surabaya- Dinas Pendidikan Jatim mengevaluasi penerapan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19. Ada sejumlah catatan yang dirangkum Dinas Pendidikan Jatim dalam pertemuan, Rabu (23/12/2020).
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi, secara umum pembelajaran jarak jauh menurunkan kualitas pendidikan.
“Mungkin karena ini baru pertama jadi guru dan murid sama-sama belum siap secara materi,” ujarnya, seperti yang dikutip dari Antara.
Wahid mengatakan daya tangkap siswa menjadi tidak optimal, terutama untuk mata pelajaran seperti kimia, fisika dan matematika, serta materi keterampilan. Oleh karena itu, Jatim mulai menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca Juga
Advertisement
Ia berpendapat jika pembelajaran tatap muka tidak dilakukan akan mengganggu tumbuh kembang siswa dalam belajar dan membuat siswa mengalami learning lost, serta meningkatkan anak putus sekolah.
Wahid bercerita pernah dihubungi orangtua murid di Madura yang menyekolahkan anaknya di Surabaya. Mereka bertanya apakah sekolah sudah bubar dan kemudian banyak orangtua memindahkan anaknya ke pesantren.
Pakar Pendidikan Jatim Mohammad Nuh menyebutkan menjelaskan ada tiga langkah yang harus disiapkan stakeholder pendidikan selama pembelajaran jarak jauh, yakni literasi digital mengenai kepahaman tenaga pendidik terkait digital, ketersediaan infrastruktur digital, serta pemberian subsidi biaya internet.
Meskipun demikian pakar pendidikan Jatim itu juga menegaskan, orang bersekolah setidaknya mendapatkan tiga poin utama, yakni attitude, knowlegde dan skill.