Varian Baru COVID-19 Bikin China Cekal Penerbangan dari dan ke Inggris

China akan menangguhkan penerbangan langsung ke dan dari Inggris, sebagai tanggapan dari munculnya varian baru COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Des 2020, 17:01 WIB
Orang-orang tiba di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing untuk melakukan perjalanan menjelang liburan "Golden Week" pada 30 September 2020. Gelombang liburan melanda China yang warganya merayakan libur panjang, yang dikenal dengan Golden Week. (NICOLAS ASFOURI / AFP)

Liputan6.com, Beijing- China akan menangguhkan penerbangan langsung ke dan dari Inggris. Langkah itu sebagai tanggapan munculnya varian baru Virus Corona COVID-19.

Keputusan itu diumumkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada Kamis (24/12/2020) waktu setempat. 

"Setelah banyak pertimbangan, China memutuskan untuk mengambil referensi dari negara lain dan menangguhkan penerbangan ke dan dari Inggris," terang juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (24/12/2020). 

"China akan memantau perkembangan yang relevan dan secara dinamis menyesuaikan langkah-langkah pengendalian tergantung pada situasi," lanjut Wang.

China kini telah menjadi negara terbaru dari sejumlah negara dan wilayah lainnya di dunia, yang telah memberlakukan larangan perjalanan dari dan ke Inggris untuk mencegah masuknya varian baru COVID-19 ke perbatasan mereka.

Larangan perjalanan itu telah diberlakukan oleh deretan negara seperti Singapura, Hong Kong, India, dan beberapa negara Uni Eropa.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:


Pembatasan Ketat di Wilayah Inggris

Jet penumpang C919 buatan China melakukan pendaratan usai penerbangan pertamanya di Bandara Internasional Pudong di Shanghai (5/5). C919 adalah jet penumpang yang dirancang agar bisa menyaingi Boeing B737 dan Airbus A320. (AFP Photo/STR/Greg Baker)

Sementara itu, sebagian besar wilayah Inggris akan ditempatkan di bawah pembatasan COVID-19 yang paling ketat karena varian baru COVID-19 yang dianggap "tidak terkendali" - yang penularannya bisa mencapai 70 persen - mendorong jumlah kasus ke tingkat rekor.

"Karena meningkatnya infeksi, pasien rawat inap dan jumlah orang yang meninggal akibat Virus Corona, sangat penting bagi kami untuk bertindak," ujar Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock pada 23 Desember 2020.

"Kita mungkin tidak bisa menyambut liburan Natal seperti yang kita semua harapkan," sebutnya. 

Menurut penyedia data penerbangan Variflight, saat ini ada delapan penerbangan mingguan antara China dan Inggris. 

Hal itu termasuk masing-masing satu penerbangan oleh maskapai Air China, China Eastern Airlines dan China Southern Airlines.

Selain itu, maskapai British Airways sebelumnya juga mengoperasikan dua penerbangan dalam sepekan dari London ke Shanghai.


Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya