Liputan6.com, Jakarta - Bisnis dua operator seluler Indonesia, Tri Indonesia dan Indosat Ooredoo dikabarkan akan merger.
Dilaporkan Bloomberg, menurut kabar orang terdekat yang mengetahui informasi merger, pengumuman bergabungnya kedua operator Indonesia mungkin akan diumumkan pada minggu ini. Meski begitu, struktur potensial mengenai kesepakatan masih belum final.
Advertisement
Sumber menyebut, saat ini negosiasi kedua pihak masih berlangsung. Bahkan masih ada kemungkinan negosiasi ditunda atau bisa saja batal.
Perwakilan untuk CK Hutchison (pemilik saham operator Tri Indonesia) dan Ooredoo (pemilik 65 persen saham Indosat Ooredoo) menolak berkomentar atas masalah ini.
Senada, Wakil Direktur Utama PT Hutchison Indonesia (Tri) M. Danny Buldansyah juga menolak berkomentar ketika dihubungi.
"Mohon maaf, kami dari manajemen belum bisa memberi tanggapan mengenai hal ini," kata Danny ketika dihubungi Tekno Liputan6.com, Kamis (24/12/2020) sore.
Danny mempersilakan untuk menanyakan informasi lebih lanjut tentang kabar merger ini kepada CK Hutchison dan pihak Ooredoo.
Sementara itu, pihak Indosat Ooredoo hingga saat ini tidak memberikan tanggapan apapun mengenai isu merger kedua operator.
Menkominfo Tanggapi Positif Isu Merger Tri dan Indosat Ooredoo
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mendukung dan menyambut baik kabar terkait dua operator seluler Tanah Air yang akan melakukan konsolidasi.
Kedua operator Indonesia yang dikabarkan akan merger adalah Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) dan Indosat Ooredoo.
Menurut Johnny, konsolidasi operator, dalam hal ini Tri Indonesia dan Indosat Ooredoo merupakan hal yang baik untuk efisiensi dan meningkatkan nilai tambah industri seluler di Tanah Air.
"Untuk efisiensi dan peningkatan nilai tambah pada industri seluler, maka tentu kami menyambut baik langkah konsolidasi yang dilakukan operator seluler secara business to business," kata Johnny G.Plate, saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Kamis (24/12/2020) sore.
Apalagi menurut Johnny G.Plate , sesuai UU Cipta Kerja sektor Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran, pemerintah memang membuka ruang kerja sama yang lebih baik bagi industri telko dan penyiaran untuk membuat industri lebih efisien dan pada akhirnya menghasilkan nilai ekonomi yang lebih besar.
Bukan hanya itu, menurut Johnny, di masa persiapan 5G deployment di Indonesia, konsolidasi antar perusahaan telekomunikasi sangat diperlukan guna mendukung persiapan investasi 5G.
Advertisement
Kabar Mergernya Tri dan Indosat Ooredoo
Sekadar informasi, sebelumnya media asing Bloomberg melaporkan bahwa CK Hutchison Holdings Ltd. Hong Kong (pemilik bisnis Tri Indonesia) dikabarkan tengah mendekati kesepakatan dengan QPSC Ooredoo Qatar (penguasa saham Indosat Ooredoo) untuk menggabungkan operasi telekomunikasi mereka di Asia Tenggara.
Sumber dalam diskusi tertutup ini menyebut, Hutchison tengah dalam pembicaraan lanjutan untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi Tri Indonesia dengan Indosat Ooredoo.
Ooredoo dikatakan memiliki 65 persen saham Indosat yang terdaftar di Jakarta.
"Kedua perusahaan ditetapkan untuk menjadi pemegang saham signifikan dalam entitas gabungan," kata sumber yang tak mau disebutkan identitasnya tersebut.
Pengumuman terkait merger Tri Indonesia - Indosat Ooredoo bisa datang secepatnya. Sementara soal struktur dari setiap kesepakatan potensial di Indonesia belum rampung, bisa ditunda atau bahkan batal.
Bloomberg News melaporkan, CK Hutchison sempat melakukan pendekatan awal kepada Axiata Group Bhd pada tahun lalu, terkait potensi merger operasi telekomunikasi mereka di Indonesia.
Konglomerat Hong Kong yang didukung oleh taipan Victor Li secara informal menyatakan minatnya untuk menjajaki kombinasi bisnis nirkabel lokalnya sendiri dengan PT XL Axiata. Demikian menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
(Tin/Isk)