Libur Akhir Tahun, Kemenkes RI Dorong Penggunaan Layanan Kesehatan Digital

Pemerintah telah menerbitkan aturan kewajiban melakukan test rapid antigen bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan sesuai dengan daerah yang memiliki potensi penyebaran virus.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Des 2020, 16:17 WIB
Ilustrasi Penggunaan Ponsel Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Libur akhir tahun tinggal menghitung hari. Pemerintah pun telah mengeluarkan kebijakan dengan memangkas libur akhir tahun untuk mencegah adanya potensi kerumunan guna menekan angka penyebaran virus Corona Covid-19.

Selain itu, pemerintah juga telah menerbitkan aturan kewajiban melakukan test rapid antigen bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan sesuai dengan daerah yang memiliki potensi penyebaran virus, di antaranya; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Timur dan DKI Jakarta.

"Sejauh ini, perkembangan kasus virus Corona di Indonesia berdasarkan data memang masih terus mengalami peningkatan. Tentunya masyarakat harus tetap waspada untuk menekan angka tersebut dengan meningkatkan kesadaran yang tinggi agar terus mematuhi protokol kesehatan yaitu 3M, Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak,” kata Rico Mardiansyah SH, MH, Sehatpedia Kementerian Kesehatan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BPS Buat Survei Mengenai Perilaku Masyarakat di Masa Covid-19

Badan Pusat Statistik (BPS) mengadakan survei mengenai perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19 pada periode 1-7 September 2020, ke 90.967 responden untuk mengukur kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Hasil survei tersebut menunjukan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat dalam pencegahan virus Corona sudah sangat baik. Data menunjukkan bahwa 91,8% masyarakat menggunakan masker, 77,1% menggunakan hand sanitizer, dan 76,69% menghindari kerumunan. 

Berdasarkan data dari BPS, dijelaskan bahwa masyarakat sudah mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Tapi ada yang menarik terkait data tersebut, yaitu dalam hal memakai masker, perempuan lebih patuh terhadap anjuran tersebut dengan persentase 94% dibanding laki-laki hanya 88%.

Sedangkan untuk menghindari kerumunan, perempuan lagi-lagi lebih patuh yaitu 81%, laki-laki hanya 71% tingkat kepatuhannya.

"Saya berharap tingkat kepatuhan protokol kesehatan akan terus meningkat. Di samping meningkatkan protokol kesehatan, sebagai langkah awal perlunya meningkatkan daya tahan tubuh dengan rajin berolahraga dan mengonsumsi vitamin. Saya sendiri rutin sekali setiap hari mengonsumsi vitamin D, C, dan Zinc. Kandungan vitamin ini saya dapatkan dari rekomendasi dokter serta pengalaman dari rekan-rekan yang telah terkena covid-19,” lanjut Rico.

 


Pemerintah Dukung Inovasi Teknologi di Bidang Kesehatan

Rico memaparkan di tengah pandemi ini, banyak inovasi teknologi kesehatan yang hadir untuk masyarakat. Seperti Sehatpedia, Jovee, dan apotek online Lifepack. Harusnya masyarakat dapat memanfaatkan itu dengan baik. Karena itu memberikan kemudahan akses bagi kita untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Mungkin dulu kalau butuh vitamin dan obat harus keluar rumah, namun dengan kondisi pandemi sekarang yang mengharuskan menjaga jarak dan tetap di rumah, pemanfaatan layanan digital dapat dimaksimalkan penggunaannya.

Karena masih banyak masyarakat yang memiliki tingkat kekhawatiran tinggi akan penularan Covid-19, padahal banyak juga masyarakat yang sedang sakit tetap membutuhkan layanan kesehatan.

"Untuk itu pemerintah sangat mendukung adanya inovasi teknologi di bidang kesehatan seperti layanan telemedicine, peresepan obat secara elektronik hingga apotek online,” tutup Rico.

Jovee juga ditunjang oleh teknologi data science, dengan memanfaatkan recommendation engine yang akan mengumpulkan data dan menggali profil pola hidup tiap pengguna, sehingga Jovee mampu mengerti kebutuhan kesehatan setiap penggunanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya