Liputan6.com, Garut - Bagi Anda penyuka makanan berat jenis kuah, tak ada salahnya jika berkunjung ke Garut, Jawa Barat, mampir ke kedai sederhana Sop Iga A4 di bilangan jalan baru Lingkar Kadungora.
Di dekat pintu masuk jalur lingkar baru di Garut itu, antrian pengunung kerap menyemut menunggu sajian sop iga sapi hangat nan gurih, yang berdiri di sebuah bangunan semi permanen pinggir jalan tersebut.
“Sopnya Rp10 ribu dan nasi Rp3 ribu,” ujar Amih, salah satu pemilik kedai soto iga tersebut, saat disambangi Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Advertisement
Saat pertama kali melihat kuah benih sop, dijamin lidah Anda langsung meleleh. Sesekali tangan para penjual sop terlihat mengolah kuah, yang membuat perut Anda semakin terpacu untuk segera mencicipi.
Bahkan dibanding dengan harga yang yang ditawarkan Rp10 ribu per mangkok, rasanya nilai itu tidak terlalu mahal untuk ukuran satu kenikmatan sop iga sapi yang satu ini.
“Tapi kadang warga di sini masih ada yang menyebut, harga itu masih mahal,” ujarnya.
Amih menyatakan, sop iga yang ia tawarkan tidak jauh berbeda dengan warung lainnya, empat potong daging-tulang iga sapi segar, plus kuah bening, menjadi menu utama bagi siapapun pengunjung yang bertandang ke sana.
“Semua bumbu pakai rempah alami, tidak ada yang beda kok dengan bumbu sop lainnya,” ujar dia sedikit membuka rahasia dapurnya.
Namun jangan salah, antrean pelanggan terlihat cukup tinggi di kedai pinggir jalan itu. “Sebenarnya omzet saat Covid-19 ini berkurang, tapi alhamdulillah masih ada,” ujar Amih merendah.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Omzet Rp20 Juta Per Hari
Melihat tingginya animo pengunjung, tak kurang dari tiga kuintal alias 300 kilogram tulang-daging iga sapi habis disajikan, dengan omzet mencapai Rp20 juta per hari.
“Kalau saat pandemi ini turun di angka Rp15-Rp16 juta,” ujar dia.
Amih menyatakan, lapak jualan sop iga sapi yang ia bangun terbilang duluan, dibanding dengan lapak pinggir jalan lainnya di sekitar itu. “Saya baru 3-4 tahun terakhir di sini,” ujar dia.
Awalnya ia tidak terlalu berharap banyak dengan tingginya animo pengunjung, namun lambat laun justru kedai Amih paling laris di lokasi itu. “Saya bersyukur ternyata sop iga sapi saya mendapatkan banyak pelanggan,” ujarnya.
Rudi, salah satu pelanggan sop iga sapi A4 mengaku menjadi pelanggan setia karena lokasinya yang dinilai tepat dengan lokasi rehat warga.
“Saya jika setelah bepergian ke luar kota selalu mampir di sini,” kata dia.
Selain rasanya yang lezat, harga yang ditawarkan pun terbilang bersahabat dengan isi kantong warga Garut. “Biasanya kalau standar harga sop itu di angka Rp25 ribu ke atas, ini malah Rp10 ribu,” kata dia.
So, bagi Anda yang tengah bepergian ke wilayah jalur selatan Jawa via Garut, tinggal arahkan kendaraan Anda memasuki kawasan Kadungora. Tepat depan kantor Kecamatan Kadungora, sebuah warung sederhana siap memanjakan lidah dan menjawab keroncongan perut Anda.
Advertisement