Liputan6.com, Jakarta Pelaporan otorotas kesehatan Inggris mengenai penemuan mutasi genetik baru dari COVID-19 menjadi sorotan publik. Pasalnya, mutasi genetik ini disebut-sebut membuat virus corona atau SARS-CoV-2 menjadi lebih cepat menular di masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock menyebutkan jika ditemukan lebih dari 1.000 kasus COVID-19 varian baru di masyarakat. Dilansir dari New Scientist, penyebaran varian baru COVID-19 ini pun terdapat di 60 wilayah di Inggris.
Advertisement
Kepala Petugas Medis Inggris, Chriss Whitty mengatakan jika mutasi yang terjadi pada virus corona membuatnya lebih cepat menular. Meski demikiran, pembuktian mengenai penularan mutasi genetik COVID-19 masih perlu dilakukan penelitian lebih dalam.
Sebelumnya, WHO juga menyebutkan jika adanya mutasi terhadap virus corona bukan lagi hal yang baru. Pasalnya, virus tersebut akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta terkait mutasi baru COVID-19, Senin (21/12/2020).
Lebih cepat menyebar
Adanya mutasi genetik pada virus corona disebut-sebut membuat penyebaran lebih cepat. Chris Whitty juga menyebutkan jika data pasien terkonfirmasi COVID-19 di Inggris meningkat dengan cukup pesat. Sejumlah penasihat virus corona di Inggris pun menyimpulkan jika varian baru dari COVID-19 ini menularkan virus dengan lebih cepat.
Advertisement
Teridentifikasi awal Desember 2020
Beberapa ilmuwan Inggris menyebutkan jika varian baru virus corona ini bermutasi pada protein spike di permukaan virus. Hal ini menyebabkan virus tersebut dapat menempel dam masuk pada tubuh manusia. Bahkan, karena adanya peruabahan genetik tersebut membuat penyebaran virus COVID-19 lebih cepat menyebar sebanyak 70 persen dari biasanya.
Virus baru COVID-19 mulai terdeteksi pada awal 2020 lalu. Bahkan, pihak otoritas kesehatan Inggris menyebut virus baru ini dengan sebutan VUI-202012/01. Tak hanya itu saja, pada pertengahan Desember 2020 ini terdapat lebih dari 1000 kasus yang teridentifikasi positif COVID-19 varian baru.
Lima jenis mutasi COVID-19
Sebelumnya, peneliti di Univesitas Edinbrugh, Inggris menyebutkan jika virus corona dapat bermutasi dalam lima jenis. Kelima jenis mutasi baru dari COVID-19 ini disebut-sebut memiliki tingkat yang berbeda-beda. Bahkan diduga ada dari mutasi virus corona tersebut yang mampu merusak mutasi lain virus corona dalam tubuh hingga menyebabkan seseorang dirawat secara intensif.
Kelima jenis mutasi COVID-19 tersebut ialah TYK2, OAS1, CCR2, IFNAR2 serta DPP9. Bahkan, sejak COVID-19 ditemukan pada akhir 2019 lalu, telah cukup banyak mutasi yang mulai bermunculan di beberapa negara.
Advertisement
Berstatus di luar kendali
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan bahwa pemerintah telah memberlakukan lockdown selama periode Natal yang ketat di London dan tenggara Inggris, alasannya karena jenis baru Virus Corona COVID-19 berada 'di luar kendali'.
"Kami bertindak sangat cepat dan tegas," kata Hancock kepada Sky News.
"Sayangnya strain baru itu di luar kendali. Kami harus mengendalikannya."