Liputan6.com, Jakarta Rey Utami berusaha mempertahankan rumah tangganya dengan Pablo Benua, yang dikabarkan sedang tak harmonis. Bahkan agar tidak ada perceraian, Rey Utami rela dimadu oleh pria yang menikahinya pada 23 Juli 2016.
Bagi wanita yang sempat terseret kasus Ikan Asin, hal itu dilakukan semata-mata demi buah hatinya. Meski tak sepenuh hati, namun hal itu dirasa sangat penting buat keutuhan rumah tangganya.
Baca Juga
Advertisement
"Mungkin pada awalnya aku tidak seikhlas ini, awalnya aku juga berat memutuskan dan mengikhlaskan suamiku untuk bisa menikah lagi dengan orang lain," kata wanita yang pernah menjadi pembawa acara olahraga, di kanal YouTube miliknya yang diunggah pada Sabtu (26/12/2020).
Demi Anak
Rey Utami tak mau anaknya kembali kehilangan orangtua, setelah sebelumnya ia dan Pablo Benua mendekam di penjara akibat kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan Fairuz A Rafiq.
"Yang pertama adalah tentunya karena anak-anak. Terutama pada saat kita terkena masalah hukum, kita harus meninggalkan anak-anak selama satu tahun empat bulan dan itu sangat menyakitkan untuk anak-anak. Aku tidak mau lagi anak-anak menjadi korban untuk kedua kalinya,"jelasnya.
"Jadi aku akan lakukan apapun demi anak-anak walaupun aku harus terluka dan rela berbagi suami, berbagi cinta dengan wanita lain demi kasih sayang untuk anak-anak," lanjutnya.
Advertisement
Secara Agama
Dalam agama Islam memperbolehkan seorang pria memiliki istri lebih dari satu alias poligami. Itu juga menjadi acuan Rey Utami rela dimadu oleh Pablo Benua.
"Yang kedua, karena dalam agama Islam juga memperbolehkan seorang pemimpin rumah tangga yang ingin menikah lagi sebanyak empat kali diperbolehkan asalkan bisa berbuat adil," terangnya.
Masih Cinta
Masih sayang juga jadi alasan Rey Utami rela berbagi cinta. Apalagi selama ini ia telah melewati berbagai permasalahan bersama.
"Yang ketiga karena aku masih sangat sayang kepada suamiku. Kok bisa ya sayang tapi mengizinkan suami untuk menikah lagi? Jadi kita harus bisa bedakan juga arti sayang, ingin memiliki atau obsesi, kadang-kadang kita terkecoh," ujar Rey Utami.
Advertisement